"Dengan pencabutan embargo, maka Kopassus segera menjajaki kembali latihan bersama dengan AS seperti yang telah dilakukan dengan Australia pada Februari 2006," ujar Danjen Kopassus.

Jakarta (ANTARA News) - Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat, Mayjen Syaiful Rizal, mengatakan pihaknya akan segera menjajaki kembali kerja sama dengan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) yang sempat terhenti karena embargo pada 1998. "Hal itu akan menjadi salah satu bahasan yang akan dibawa dalam forum `army to army talk` antara Kasad dengan kepala staf angkatan darat AS, di Hawaii, April mendatang," katanya kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis. Dihubungi usai membuka Apel Komanda Satuan Kopassus 2006, ia menjelaskan bahwa Kopassus senantiasa melakukan latihan bersama dengan sejumlah negara seperti AS, Australia, dan Singapura. Namun, tambah dia, menyusul embargo yang diberlakukan AS pada 1998 maka program latihan bersama dengan AS dan Australia, dihentikan. "Dengan pencabutan embargo, maka Kopassus segera menjajaki kembali latihan bersama dengan AS seperti yang telah dilakukan dengan Australia pada Februari 2006," ujar Syaiful. Ia menambahkan, AS telah memberikan kesempatan kepada Kopassus untuk kembali mengikuti konferensi pasukan khusus se-Asia Pasifik yang akan diselenggarakan di Hawaii, AS pada 3-8 April 2006. Selain itu, akan diadakan "army to army talk" pada kesempatan berbeda namun di tempat yang sama, untuk membahas lebih rinci bentuk kerja sama yang akan dilakukan antara TNI AD dan Angkatan Darat AS, terutama pasukan khusus kedua negara. Selain meningkatkan profesionalisme prajurit Kopassus melalui latihan bersama, program kerja 2006 difokuskan pula pada pembinaan sikap, disiplin dan kepemimpinan, mengingat kurang optimalnya kinerja Kopassus terutama di daerah operasi seperti Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Poso, dan Papua. "Karena kurangnya `leadership`, dan disiplin prajurit, banyak operasi yang dilancarkan di Aceh dan Poso mengalami kegagalan atau kurang berjalan maksimal," ujarnya. Hal itu diperparah lagi dengan adanya sejumlah prajurit Kopassus yang menggunakan barang-barang terlarang, seperti ganja. "Karena itu, pada program kerja 2006, kami akan fokuskan pada pembenahan mental, sikap dan disiplin prajurit, selain meningkatkan kerja sama dengan negara lain," kata Syaiful.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006