Jakarta (ANTARA) - Riset SMB Pulse Index oleh Mekari menyebutkan terdapat tiga tren yang terkait dengan peran teknologi dalam memperkuat resiliensi UMKM untuk menjaga pertumbuhan bisnis di tengah pandemi.
Riset yang dilakukan oleh perusahaan Software-as-a-Service (SaaS) tersebut, memperlihatkan bahwa transformasi digital dapat menguatkan resiliensi UMKM dalam menghadapi gejolak pasar.
Hasil riset menunjukkan bahwa terdapat tiga tren terkait adopsi solusi digital yang bisa dijadikan pedoman bagi industri kecil dan menengah dalam menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan pasar.
"Tren pertama adalah UMKM yang sigap beradaptasi dengan solusi digital akan lebih lincah menangkap peluang peluang pasar dan lebih cepat kembali ke titik pertumbuhan positif," ujar Anthony Kosasih selaku COO Mekari dalam diskusi daring "Mekari Conference 2022" di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kominfo ajak masyarakat cepat beradaptasi dan kuasai teknologi digital
Baca juga: Memastikan penerapan industri 5.0 hadir merata di seluruh Indonesia
Data SMB Pulse Index mencatat 73 persen dari UMKM pengguna solusi digital yang disurvei merekam pertumbuhan positif selama 2021 atau saat puncak pandemi COVID-19.
Khusus untuk UMKM di segmen Business-to-Consumer (B2C), pergeseran konsumen ke belanja online telah membantu UMKM yang terdigitalisasi untuk kembali ke titik pertumbuhan positif.
Lebih lanjut, Anthony menyebutkan bahwa tren kedua dalam pemanfaatan teknologi digital telah membantu pertumbuhan bisnis yang lebih tajam.
Riset memperlihatkan bahwa UMKM yang menggunakan berbagai solusi digital yang saling terhubung untuk membentuk suatu ekosistem digital mencatat bertumbuh 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan UMKM yang hanya menggunakan sebatas satu solusi saja.
UMKM yang menggunakan bermacam-macam solusi digital di segmen B2B merekam pertumbuhan positif 1,54 kali lebih dibandingkan dengan mereka yang menggunakan satu macam solusi digital di segmen serupa.
UMKM multi-tech adopter di segmen B2C juga merekam pertumbuhan positif 1,51 kali lebih dibandingkan dengan single-tech adopter di segmen sama.
Penggunaan solusi digital yang tinggi tidak terlepas dari talenta digital. Bisnis mikro, kecil, dan menengah yang menyediakan akses ke solusi digital bagi lebih dari lima karyawannya mencatat pertumbuhan positif antara 1,31 kali hingga 1,39 kali lebih dibandingkan dengan bisnis di segmen serupa yang memberikan akses ke solusi digital bagi sama dengan atau kurang dari lima karyawannya.
Solusi digital terutama yang mempermudah otomatisasi, mengendalikan operasional bisnis di internal, dan memonitor pergerakan bisnis memfasilitasi para karyawan untuk bekerja lebih produktif akan berdampak positif bagi pertumbuhan.
"Terakhir, UMKM kini menggunakan solusi Software-as-a-Service (SaaS) sebagai platform untuk mengintegrasikan solusi-solusi lainnya dan membentuk ekosistem digital yang akan memuluskan operasional bisnis," kata Anthony.
UMKM kini memanfaatkan solusi digital berbasis awan yang agile dan scalable sebagai platform di mana solusi-solusi lainnya dapat berjalan.
Sebagai contoh, solusi SaaS untuk akuntansi sering dihubungkan dengan solusi digital untuk penjualan online, pengelolaan pajak, teknologi finansial seperti pembayaran, dan e-commerce agar menciptakan suatu ekosistem digital yang terpadu guna memperlancar operasional bisnis dari ujung ke ujung.
Anthony juga mengatakan kedepannya UMKM perlu memberi pelatihan teknologi bagi karyawan dan mitra usaha, semakin mengintegrasikan teknologi dengan bantuan SaaS, dan mengadopsi teknologi finansial, atau fintech, untuk memperkuat bisnis.
Baca juga: Diri Care raih pendanaan Rp63,8 miliar untuk perluas akses
Baca juga: Peruri borong penghargaan bidang SDM dan teknologi informasi
Baca juga: Telkom gelar Digiland festival musik-seni berbalut teknologi digital
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022