Kedua negara menjadi pelopor Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955 di Bandung

Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Kolombo bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Sri Lanka untuk mengadakan webinar dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Sri Lanka yang jatuh pada 6 Agustus.

Dalam sambutannya, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka Dewi Gustina Tobing menyampaikan tujuan webinar untuk meningkatkan kesadaran publik tentang hubungan kedua negara yang secara historis telah terjalin sejak abad ke-8.

"Hubungan kedua negara sahabat yang memiliki ikatan sejarah dan budaya namun terpisah dari Samudera Hindia, semakin diperkuat dengan pembukaan hubungan diplomatik pada 6 Agustus 1952," kata Dubes Dewi, seperti disampaikan dalam keterangan KBRI Kolombo yang diterima di Jakarta, Kamis.

Webinar peringatan 70 tahun hubungan Indonesia-Sri Lanka itu diselenggarakan secara hibrida, yang dihadiri langsung oleh peserta di Auditorium Laksman Kadirgamar Insitute (LKI) pada Rabu (10/8).

Baca juga: Indonesia kirim bantuan kemanusiaan untuk Sri Lanka

Webinar diawali dengan penayangan rekaman pesan Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi dan Menteri Luar Negeri Sri Lanka Ali Sabry.

Pada webinar itu, kedua Menlu menegaskan pentingnya memajukan kerja sama di berbagai bidang, baik bagi kepentingan kedua negara maupun negara berkembang lainnya, yang mencakup bidang pertanian, maritim, pertahanan, intelijen, pemberantasan narkotika, dan partisipasi BUMN Indonesia di Sri Lanka.

Pada kesempatan itu, Dubes Dewi juga menjelaskan bahwa pembukaan hubungan diplomatik semakin menguatkan hubungan kedua negara di berbagai bidang yang menjadi kepentingan bersama.

"Kedua negara menjadi pelopor Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955 di Bandung," ujarnya.

Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung merupakan lanjutan dari Konferensi Kolombo yang berlangsung di Sri Lanka pada 28 April hingga 2 Mei 1954.

KAA dan "Semangat Bandung" kemudian melahirkan Gerakan Non-Blok pada 1 September 1961, melalui KTT Pertama di Beograd, Yugoslavia.

Pada webinar itu mengemuka pembahasan tentang peluang kerja sama di berbagai bidang bagi kesejahteraan rakyat kedua negara.

Indonesia dan Sri Lanka dapat memanfaatkan peluang kerja sama yang terbuka, saling dukung dalam berbagai forum regional dan multilateral, termasuk menyelesaikan perundingan perjanjian perdagangan istimewa (Preferential Trade Agreement/PTA).

Selain itu, kedua negara juga perlu menggali potensi kerja sama di bidang farmasi, industri, pemajuan hak asasi manusia (HAM), pelestarian lingkungan, people-to-people contact, dan lainnya.

Webinar untuk peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Sri Lanka itu berlangsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Kegiatan itu dihadiri secara langsung oleh 65 peserta yang terdiri dari para kepala perwakilan diplomatik, pejabat pemerintah, dosen, mahasiswa serta pengusaha.

Baca juga: Masyarakat Indonesia di Sri Lanka ikuti lomba, peringati kemerdekaan
Baca juga: Kiriman kedua bantuan obat dan alkes Indonesia tiba di Sri Lanka

Peserta yang hadir secara virtual mencapai 95 orang, termasuk perwakilan dari universitas di Indonesia.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022