Banda Aceh (ANTARA News) - Penjabat Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Mustafa Abubakar, meluncurkan dana reintegrasi pemberdayaan ekonomi untuk para mantan Tentara Nasional Aceh (TNA) Gerakan Aceh Merdeka (GAM), korban konflik, dan mantan tanahan politik GAM. Peluncuran dana reintegrasi tersebut berlangsung di Gedung pertemuan Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Kamis, yang dihadiri Pangdam Iskandar Muda, Mayjen Supiadin, perwakilan GAM, Sofyan Dawod, Kepala Pelaksana Badan Reintegrasi Aceh (BRA), Ir. Usman Hasan. Peluncuran perdana dana tersebut diterima kelompok penerima bantuan, Abdul Rani Kasim dan kawan-kawan senilai Rp625 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk pemberdayaan ekonomi. Gubernur Mustafa menyatakan, peluncuran dana reintegrasi tersebut merupakan bagian dari implementasi naskah kesepahaman (MoU) Perdamaian antara Pemerintah RI dan GAM yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005. Disebutkan, proses reintegrasi pasca MoU tersebut sudah berjalan dengan lancar, sehingga untuk memperdayakan mantan TNA, korban koflik, dan mantan tahanan politik GAM tersebut pemerintah menyediakan dana sebagai modal usaha. Berdasarkan catatan, sedikitnya 300 proposal telah masuk ke Bapel BRA dan sebanyak 50 proposal telah lolos verifikasi yang dilakukan Irwandi, yang mewakili dari pihak GAM. Gubernur menyatakan, untuk pemberdayaan ekonomi tersebut pemerintah telah menyediakan dana Rp200 miliar untuk tahun 2005 dan tahun 2006 mengalami peningkatan senilai Rp600 miliar. Ia mengharapkan, apabila proposal yang masuk tersebut benar-benar berjalan, maka perekonomian di Aceh akan lebih maju lagi. sementara itu, Kepala Bapel BRA, Usman Hasan menyatakan, untuk membantu para penerima bantuan tersebut BRA kini telah merekrut sebanyak 30 orang pendamping yang nantinya akan mendampingi para penerima. Selanjutnya, Sofyan Dawod mengharapkan agar para penerima benar-benar memanfaatkan dana tersebut untuk melaksanakan usaha sesuai dengan proposal yang diajukan.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006