Pola pikir ini yang sekarang kita mau hidupkan melalui platform G20

Jakarta (ANTARA) - Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid mengatakan Indonesia dalam pertemuan forum G20 di bidang kebudayaan ingin menghidupkan kembali peran kebudayaan dan tradisi dalam mendorong kelestarian lingkungan dan hidup yang berkelanjutan.

"Tradisi masyarakat di Indonesia terutama banyak sekali yang kesadarannya tentang kelestarian lingkungan itu tinggi. Kurang lebih filosofinya mengambil itu secukupnya dan dengan begitu kita bisa menjaga kelestarian tapi orang tidak kurang makan," kata Dirjen Kebudayaan Kemenristek Hilmar dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9 yang diikuti dari Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan praktik dan tradisi itu tidak hanya ditemukan di Indonesia tapi juga di banyak tempat, bertebaran tidak hanya di wilayah pedesaan tapi mulai muncul di perkotaan.

Tradisi itu dilakukan dan diturunkan melalui ritual, praktik kesenian dan ekspresi budaya yang merupakan bagian dari sebuah sistem tradisi. Banyak dari tradisi itu sudah memastikan tidak terjadi eksploitasi yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan.

"Pola pikir ini yang sekarang kita mau hidupkan melalui platform G20," jelas Hilmar.

Untuk itu Presidensi G20 Indonesia ingin mengkonsolidasi hal tersebut. Indonesia kemudian mendorong skema pendanaan global pemulihan budaya sehingga praktik-praktik tersebut dapat menjadi gerakan yang solid.

Hal itu, katanya, telah dibahas dalam rangkaian pertemuan Pejabat Tinggi G20 Bidang Kebudayaan (Senior Officials Meeting/SOM G20 Culture).

"Sekarang tinggal tantangan yang masih kita diskusi mekanismenya, bagaimana dana global ini untuk membiayai semua praktik-praktik seperti ini agar bisa berjalan secara efektif," demikian Hilmar Farid.

Baca juga: Kemendikbudristek adakan pertemuan dengan perwakilan 20 kedubes asing

Baca juga: Kemendikbudristek sebut kemungkinan Dana Indonesiana diangkat pada G20

Baca juga: Pertemuan SOM G20 bahas lima agenda utama kebudayaan

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022