Jakarta (ANTARA) - Operator-operator telekomunikasi China secara akumulatif telah menginvestasikan 401,6 miliar yuan (sekitar Rp882 triliun) di 5G, menurut Konvensi 5G Dunia 2022 yang dimulai Rabu (10/8) di Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, China timur laut.

Baca juga: Sektor telekomunikasi China catat pertumbuhan selama Januari-Mei 2022

China memiliki sekitar 1,85 juta stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS) 5G dan lebih dari 450 juta pengguna akhir 5G, keduanya mewakili 60 persen lebih dari total global, papar konferensi tersebut.

Menurut Liu Liehong, Chairman China United Network Communications Group Co., Ltd., percepatan penerapan teknologi 5G memicu munculnya industri baru dan mode bisnis baru. "Sejumlah perusahaan China saat ini menjadi yang terdepan di dunia dalam penelitian dan pengembangan (litbang) dan aplikasi 5G," kata Liu.

"Pembangunan 5G China membuat terobosan luar biasa. China membuat kemajuan signifikan di bidang internet industri, kota pintar, dan desa pintar," ujar Wu Hequan, seorang akademisi dari Akademi Teknik China.

Dengan tema "5G+ By All For All", konvensi yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan menyatukan berbagai pencapaian terbaru dunia dalam pengembangan 5G, dan membangun platform internasional untuk kerja sama teknologi dan industri. Sesi pertama konvensi ini diadakan di Beijing pada 2019, demikian Xinhua dikutip Kamis.

Baca juga: China miliki 1,85 juta lebih BTS 5G aktif

Baca juga: China miliki sebanyak 428 juta pengguna seluler 5G

Baca juga: Sektor telekomunikasi China tumbuh stabil pada Januari-Februari 2022

Penerjemah: Xinhua
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022