Purworejo (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, meluncurkan buku Mozaik Sejarah, Peran, dan Dinamika Pengawasan di Kabupaten Purworejo sebagai upaya meningkatkan literasi pemilu.

Koordinator Divisi Hukum, Humas, Data, dan Informasi Bawaslu Kabupaten Purworejo Rinto Hariyadi dalam siaran pers di Purworejo, Rabu, mengatakan bahwa sebuah karya pustaka milik Bawaslu Purworejo itu menjadi semangat dalam meningkatkan kesadaran literasi oleh penyelenggara pemilu.

"Buku mozaik merupakan satu di antara karya pustaka Bawaslu Purworejo yang sebelumnya pernah diterbitkan," katanya.

Rinto yang juga editor buku mozaik menyampaikan penulisan buku tersebut sebagai upaya dokumentasi kisah dan peristiwa dari jajaran pengawas pemilu yang bertugas mengawal demokrasi di daerah ini.

"Bawaslu Purworejo ingin menggabungkan serpihan cerita pengawasan dan perjuangan penyelenggara pemilu pada masa lalu," kata Rinto.

Peluncuran buku ini dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Purworejo dan awak media. Turut hadir para narasumber buku yang merupakan anggota pengawas pemilu mulai periode 2004 sampai 2018.

Rinto menjelaskan bahwa tim penulis buku mulai melakukan penyusunan pada bulan Januari 2022. Penyusunan buku ini dengan melakukan riset di media daring (online) dan cetak, wawancara langsung dengan anggota pengawas pemilu serta riset melalui laporan akhir.

Menurut dia, ada kendala dalam melakukan riset. Beberapa laporan akhir pengawas tidak tersimpan dengan baik dalam arsip karena keberadaan lembaga yang masih ad hoc.

Begitu pula dalam proses wawancara, pengawas pemilu lupa untuk menceritakan ulang peristiwa dan kisah yang terjadi selama menjalankan tugas pengawasan dahulu.

Peluncuran buku tersebut juga disertai dengan bedah buku yang dihadiri oleh dua narasumber, yakni Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah Amir Machmud N.S. dan anggota Pengawas Pemilu pada tahun 2004, 2005, dan 2009 Dulrohkim.

Baca juga: PMII siap berperan dalam pengawasan Pemilu 2024
Baca juga: Moeldoko ajak jajaran pemerintah minimalkan potensi gangguan pemilu

Amir Machmud mengatakan bahwa penulisan buku mozaik merupakan bagian dari kesadaran dalam membangun tradisi dokumentasi.

Ia berpendapat bahwa buku tersebut dapat menjadi pegangan dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang membutuhkan refleksi dari peristiwa-peristiwa lalu.

Penulisan buku tersebut, kata dia, juga menjadi praktik baik untuk membangun inspirasi penyelenggara pemilu. Selain itu, juga dapat membangun intelektualitas pengawas.

"Jangan dikira pekerjaan rutin pengawas pemilu tidak membutuhkan penerbitan karya pustaka," katanya.

Dikatakan pula oleh Amir bahwa roh intelektualitas pengawas dapat ditampakkan dan adanya latar belakang akademik. Hal ini dapat membuat pengawas pemilu tampil berbeda.

Ketua Bawaslu Kabupaten Purworejo Nur Kholiq mengatakan bahwa buku mozaik ini merupakan sumber ilmu pengetahuan yang selayaknya patut untuk mendokumentasikannya.

"Buku mozaik patut menjadi warisan ilmu untuk generasi mendatang," katanya.

Menurut Kholiq, pengawasan oleh generasi sebelumnya ada serpihan sejarah yang tidak boleh hilang.

"Penulisan buku tersebut merupakan bentuk untuk menyelamatkan sejarah pengawas pemilu pada masa lalu yang kemudian terpublikasikan dalam bentuk buku," katanya.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022