warisan geologi hadir untuk kemaslahatan dan kesejahteraan
Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengajak masyarakat dan semua pihak untuk sama-sama menjaga keindahan Geopark Rinjani dan Tambora sebagai warisan sejarah yang dimiliki wilayah itu.

"Mari kita menjaga warisan sejarah yang dimiliki NTB. Tak hanya Gunung Rinjani , namun juga Gunung Tambora yang pernah sama-sama mengguncang dunia," ujarnya pada kegiatan Pembukaan "The 3rd Konferensi Geowisata dan Konferensi Internasional dan Iklim Masa Depan dalam keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Rabu.

Zulkieflimansyah menilai geopark merupakan instrumen menguak masa lalu dan menziarahi sejarah untuk kemudian melakukan refleksi yang dalam untuk melangkah ke depan dengan penuh kemantapan.

Untuk itu, dirinya berkeinginan kuat untuk melestarikan dan memaksimalkan peran dari warisan geopark yang telah diberikan kepada NTB.

"Bukan hanya sekedar untuk dinikmati tapi bagaimana juga warisan geologi hadir untuk kemaslahatan dan kesejahteraan buat masyarakat," kata Zulkieflimansyah.

Baca juga: Tim Asesor Unesco kunjungi Desa Senaru guna revalidasi Geopark Rinjani

Baca juga: NTB optimistis pertahankan status Gunung Rinjani jadi Geopark Dunia


Selain itu, Gubernur juga menuturkan geopark adalah taman yang memaksa setiap orang untuk melakukan refleksi karena warisan yang dimiliki NTB menyimpan banyak misteri, sejarah, cerita dan juga menyimpan banyak fantasi.

"Orang yang aktif dalam geopark itu bukan hanya sekedar bekerja tapi juga menikmati petualangan itu, mengunjungi masa lalu, menikmati masa sekarang dan menghadirkan fantasi di masa yang akan datang," katanya.

Oleh karena itu Gubernur berharap para peserta konferensi tak hanya duduk berdiskusi tetapi juga datang langsung untuk menikmati keindahan Rinjani dan Tambora.

Baca juga: Tim asesor UNESCO lakukan cek ulang Geopark Rinjani

Baca juga: Gubernur : APGN 2019 sarana promosikan NTB di kancah Internasional

Baca juga: Geopark Tambora masuk nominator UNESCO Global Geopark

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022