Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong peningkatan pemanfaatan teknologi penyimpanan dengan udara terkendali (controlled atmosphere storage) untuk mempertahankan mutu komoditas pangan seperti bawang merah.
"Logistiknya, oke, tetapi kita masih kekurangan lokasi penyimpanan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam peringatan Hakteknas ke-27 dengan tema Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno di Cibinong, Jawa Barat, Rabu.
Controlled atmosphere storage adalah teknik penyimpanan buah dan sayuran yang dapat mempertahankan mutu buah atau sayuran dengan cara memberikan kondisi udara yang berbeda dengan kondisi udara normal khususnya proporsi oksigen dan karbondioksida.
Teknologi penyimpanan dengan udara terkendali merupakan salah satu teknologi pengolahan pascapanen yang tepat agar waktu simpan produk pertanian menjadi lebih lama dengan kualitas tetap terjaga. Teknologi tersebut dapat diadopsi untuk silo atau gudang penyimpangan komoditas pangan.
Baca juga: BRIN dorong pengembangan dan pemanfaatan sorgum kurangi impor gandum
Baca juga: BRIN: Corporate farming dukung keberlanjutan pasokan pangan
Handoko menuturkan bawang merah dalam waktu sebulan dapat jatuh mutunya jika tidak disimpan dengan baik.
Untuk itu, perlu penyimpanan seperti silo atau gudang dengan mengadopsi teknologi penyimpanan dengan udara terkendali sehingga umur simpan bawang merah menjadi lebih lama dengan kualitas mutu yang tetap terjaga.
Dengan teknologi penyimpanan dengan udara terkendali, bawang merah bisa tahan sampai setahun dengan mutu atau kualitas yang tetap terjaga.
Handoko mengatakan penyediaan silo atau gudang dengan teknologi penyimpanan dengan udara terkendali menjadi salah satu yang sekarang sudah menjadi prioritas untuk diadakan di banyak sentra-sentra, seperti untuk komoditas jagung.*
Baca juga: BRIN dukung terapi proton yang lebih terjangkau bagi penderita kanker
Baca juga: BRIN: Warga negara miliki tanggung jawab moral pilih pemimpin terbaik
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022