Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan perpustakaan digital dibutuhkan untuk perluasan akses bacaan.
“Di era transformasi digital, Perpustakaan Nasional mempunyai tugas memperluas akses digital perpustakaan untuk mempercepat terwujudnya manusia unggul yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Hal itu dapat dilakukan dengan mengubah kebijakan, menciptakan regulasi, apalagi mengubah dari manual ke digital itu merupakan suatu hal yang luar biasa.
Namun demikian, dirinya menegaskan Perpusnas akan memberikan dukungan penuh kepada program-program yang diselenggarakan Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI) ke depannya.
“FPDI merupakan mitra penting bagi Perpusnas untuk mempercepat transformasi digital,” imbuh dia.
Di samping itu, transformasi digital harus terus didukung, mulai dari menyiapkan infrastruktur digital, mengubah cara berpikir ke arah digital, hingga bagaimana produk digital dapat dijual di pasar digital.
Baca juga: Perpustakaan sajikan kegiatan literasi semakin menarik bagi anak muda
Menurutnya, literasi bermuara pada munculnya inovasi yang dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan masyarakat untuk bersaing dalam kancah global.
“Tantangannya adalah bagaimana memperbanyak buku-buku digital, buku-buku kecakapan hidup, buku-buku tutorial,” sebutnya.
Sebelumnya, Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-13 digelar Perpusnas bekerja sama dengan FPDI dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) yang juga dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno dan Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa.
Sekda Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengatakan hadirnya KPDI ke-13 membuktikan bahwa perpustakaan tidak pernah tertinggal dan terus beradaptasi. Perpustakaan digital, seharusnya menarik minat masyarakat karena akses jauh lebih mudah dibandingkan perpustakaan konvensional.
Baca juga: Perpustakaan UI kembangkan layanan di era digital
“Kalau perpustakaan konvensional harus datang, perpustakaan digital jauh lebih mudah diakses, yang menjadi tantangan kita semua adalah bagaimana kita menyosialisasikan ke masyarakat yang tidak banyak yang tahu masalah perpustakaan digital ini,” kata dia.
Perpustakaan digital juga memiliki peran penting dalam meminimalkan dampak negatif munculnya era digital, salah satunya yang mana masyarakat mudah terpapar dan membagikan informasi yang belum diklarifikasi dan belum teruji kebenarannya.
Sumarno berharap, hadirnya KPDI ke-13 dapat mendorong perpustakaan digital ke arah yang semakin maju demi menciptakan manusia unggul yang dapat bersaing di kancah internasional.
Baca juga: Perpustakaan digital Polda Sumsel terbuka untuk umum
Baca juga: Pemkot Palu kembangkan perpustakaan digital tingkatkan minat baca
Baca juga: AP I-Dinas Perpustakaan NTT hadirkan pojok baca digital di bandara
Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022