Jakarta (ANTARA) - Momentum mulai meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali usai menurun drastis (minus) akibat pandemi Covid-19, dimanfaatkan Lembaga Pengelola Dana Bergulir, Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) dengan menyalurkan dana bergulir untuk 5 koperasi.


Kelima koperasi tersebut adalah KSP Sari Sedana Luwih yang mendapatkan dana bergulir sebesar Rp3 miliar, Koperasi Konsumen Lumbung Merta Sari sebesar Rp3 miliar, KSP Puskop Jagadhita Kabupaten Badung sebesar Rp4,9 miliar, KSP Sari Sedana Bali sebesar Rp4,950 miliar, dan KSP Werdhi Mekar Sari Sedana sebesar Rp4 miliar.


"LPDB-KUMKM itu kepanjangan tangan Pemerintah. Jadi, di mana titik-titik yang mengangkat perekonomian masyarakat, terlebih yang terkena dampak pandemi, maka LPDB-KUMKM harus hadir," kata Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, di sela-sela acara Sinergi Kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Bidang Pendanaan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bertema Cerita Kriya, di kawasan Tanjung Benoa, Provinsi Bali, Selasa (9/8).


Acara yang dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Gubernur Bali Wayan Koster, Supomo mengungkapkan bahwa pihaknya selama pandemi sudah beberapa kali melakukan kegiatan di Bali. Salah satunya adalah dengan mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Dana Bergulir.


"Selama pandemi, LPDB-KUMKM tidak menyalurkan dana bergulir di Bali. Karena memang, perekonomian di Bali sedang terpuruk, bahkan sempat minus pertumbuhan ekonominya. Namun, setelah meningkat kembali dan positif, LPDB-KUMKM kembali menyalurkan dana bergulir untuk koperasi di Bali," jelas Supomo.


Artinya, lanjut Supomo, dalam penyaluran dana bergulir tersebut, tidak membutuhkan waktu yang lama. "Kalau koperasinya benar dan sehat, di saat kondisi buruk seperti pandemi yang lalu, pasti tidak berani mengajukan dana bergulir," kata Supomo.


Tapi, ketika pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali mulai kembali menggeliat dan tumbuh, maka mereka pelaku koperasi kembali berani mengajukan pinjaman dana bergulir.


"Seperti diutarakan Gubernur Bali, bahwa pertumbuhan ekonomi di Bali sempat minus 9%. Sekarang sudah kembali tumbuh positif 3%. Kalau tidak kita dukung, takutnya ekonomi masyarakat kembali loyo. Ini juga sesuai dengan arahan dari MenkopUKM," imbuh Supomo.


Terlebih lagi, ke depan, Gubernur Bali memiliki program strategis penumbuhan ekonomi masyarakat Bali tidak lagi bergantung 100% dari sektor pariwisata. "Maka, LPDB-KUMKM turut membantu melalui penyaluran dana bergulir untuk koperasi di sektor-sektor lain, seperti pertanian, kreatif, kriya, hingga ekonomi digital," ucap Supomo.


Bahkan, pada akhir Agustus ini (29 Agustus 2022), bersama Dekranas dan Dekranasda Bali, LPDB-KUMKM juga akan menggelar kegiatan sinergis Cerita Kriya dalam memberdayakan UMKM di Bali. "Anggota Dekranas itu merupakan anggota koperasi. Sehingga, secara tidak langsung, LPDB-KUMKM hadir disitu," tandas Supomo.


Pengembangan Usaha


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Koperasi Konsumen Lumbung Merta Sari I Made Sudiana menjelaskan, koperasi yang sudah berusia 19 tahun dan memiliki aset sebesar Rp45 miliar itu memiliki bidang usaha utama, yakni mini market. Unit usaha lainnya adalah jasa penjualan properti dan kendaraan bermotor, hingga unit usaha simpan pinjam.


Sudiana menambahkan, dana bergulir akan dipergunakan untuk pengembangan usaha dagang milik anggota. "Dari jumlah anggota sebanyak 290 orang, 40% lebih merupakan pelaku usaha di sektor perdagangan. Yang bergerak di sektor pariwisata belum, karena kondisi belum stabil," kata Made Sudiana.


Oleh karena itu ke depan, Sudiana menyebutkan bahwa koperasi akan melakukan edukasi terhadap anggota yang tadinya bergerak di sektor pariwisata, untuk mencoba beralih ke sektor lain. "Tujuannya, agar anggota tidak terlalu fokus di pariwisata saja. Banyak sektor usaha lain yang bisa dikembangkan," tukasnya


Sementara Ketua KSP Sari Sedana Bali (Karangasem) I Kadek Oka Astika mengatakan, jumlah anggota koperasi sebanyak 2.900-an banyak bergerak di sektor usaha pertanian, peternakan, dan perkebunan. Tidak sedikit juga yang ada di sektor perdagangan. "Dana bergulir akan kita pergunakan untuk memperkuat modal usaha anggota," ungkap Oka Astika.


Selain itu, sektor kerajinan milik anggota juga tak luput dari sentuhan pembiayaan dari KSP Sari Sedana Bali yang sudah berusia 20 tahun dan beraset Rp73 miliar. "Kita tidak lepaskan sektor kerajinan, karena memang awalnya bentuk koperasi kita adalah koperasi kerajinan," ujar Oka.


Setelah berubah menjadi KSP, koperasi fokus dalam pembiayaan dan perkuatan modal usaha milik anggota. Artinya, koperasi yang siapkan modal, juga pasarnya. "Koperasi yang membeli produk dari anggota," tukas Oka.


Ke depan, KSP Sari Sedana Bali akan lebih memperkuat permodalan usaha milik anggota di sektor pertanian. "Kita akan terus perkuat sektor pertanian," pungkas Oka.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022