Denpasar (ANTARA News) - Dwi Widiyarto alias Wiwid (31), salah seorang tersangka pelaku aksi bom Bali 2005, dilimpahkan penahanannya dari Polda Bali ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali di Denpasar, Kamis. Pelimpahan tersangka berikut sejumlah barang bukti tindak pidana yang pernah dia perbuat, dilakukan Direktur Reskrim Polda Bali Kombes Pol Drs DBM Suharya SH kepada Aspidum Kejati Bali Agoes Djaja SH. Pelimpahan Wiwid dilakukan menyusul tiga rekannya yang telah terlebih dahulu diserahkan ke Kejati, sehubungan berkas perkara mereka yang juga telah terlebih dahulu dinyakan P-21 (lengkap). Ketiga tersangka itu, Anif Solchanudin alias Pendek (26), Mohamad Holily alias Yahya (28) dan Abdul Azis alias Jafar (30). Dengan demikian, dari 18 tersangka pelaku aksi peledakan bom di Jimbaran dan Kuta, 1 Oktober 2005, empat diantaranya telah dilimpakan penahanan dan penanganannya lebih lanjut ke pihak kejaksaan. Ditanya tentang peran Wiwid dalam bom Bali 2005, Aspidum Agoes mengungkapkan, sesuai dengan yang ada pada berkas perkara, ia turut serta bersama Dr Azahari (almarhum) dan Noordin M Top (buron) merencanakan aksi peledakan bom di Jimbaran dan Kuta, 1 Oktober 2005. Menyinggung peran spesifik Wiwid, Salman menyebutkan, tersangka yang asal Semarang, Jawa Tengah itu, adalah orang yang telah mentransper atau mengcopy hasil rekaman kamera video testimoni tiga pelaku bom bunuh diri ke dalam kaset VCD. Selain itu, dia juga yang mengcopy hasil rekaman gambar yang berisikan ucapan orang dengan wajah tertutup ala Ninja, yang mengancam dan mengecam Amerika Serikat (AS). "Jadi Wiwid yang mengcopy ke dalam VCD atas hasil rekaman kamera atas dua peristiwa pra-peledakan bom Bali, 1 Oktober 2005 itu," ucapnya. Sementara orang yang mengambil gambar baik terhadap wajah manusia yang tertutup ala Ninja maupun pengakuan dari tiga pelaku bom bunuh diri itu, tercatat bernama Reno alias Teddy, yang hingga kini masih buron. Tiga pelaku bom bunuh diri yang gambarnya diambil di rumah makan Padang Salero Semarang, Jateng itu, Mohamad Salik Firdaus (Majalengka, Jabar), Misno alias Wisnu (Cilacap, Jateng) dan Aip Hidayatullah (Ciamis, Jabar). Aksi peledakan bom di Jimbaran dan Kuta, 1 Oktober 2005, selain tercatat merenggut 23 nyawa manusia, juga sekitar 195 korban lainnya menderita luka-luka.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006