Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan prioritas pemerintah terkini adalah menyediakan program-program padat karya dan mengundang investasi guna menciptakan sekaligus menyerap lapangan kerja.
Tetapi, dia mengingatkan agar para pemangku kepentingan selalu waspada karena keadaan ekonomi global belum pasti.
“Ketidakpastian masih menjadi hal yang paling sulit dalam perencanaan pembangunan, termasuk untuk menjaga keadaan ekonomi nasional. Mudah-mudahan tahun depan tidak seburuk sekarang, tapi memang tak mudah,” ujar dia dalam kegiatan “Cerita Kriya: Perajin Berdaya, Indonesia Bangkit” di Bali yang dipantau secara virtual, di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kekuatan ekonomi dalam negeri harus diperhatikan sebab dunia sedang mengalami pertumbuhan ekonomi rendah dan inflasi tinggi yang dipicu kenaikan harga pangan maupun energi.
Kenaikan harga kedua komoditas tersebut dipengaruhi secara signifikan oleh konflik antara Rusia dan Ukraina yang diprediksi akan berlangsung lama.
“Kayaknya peperangannya bukan untuk menjatuhkan Ukraina, tapi ada peperangan yang akan mengubah peta ekonomi dunia,” ungkap Menkop.
Guna menjaga pertumbuhan ekonomi pada triwulan II/2022 sebesar 5,44 persen yang ditopang konsumsi rumah tangga, ia meminta pemerintah daerah mengefektifkan pembelian produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal sehingga kuartal III/2022 akan semakin baik.
Selain itu juga diharapkan daya beli masyarakat diperkuat, sebagaimana yang dilakukan pemerintah pusat saat memberikan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Bali dan seluruh daerah di Indonesia pada saat awal pandemi COVID-19.
“Daya beli kalau kuat berarti kan konsumsi rumah tangga kuat, karena itu penting berbagai upaya untuk menciptakan lapangan kerja mengingat daya beli itu kemarin diperkuat oleh program-program perlindungan sosial. Tapi ke depan, menjadi penting bagaimana masyarakat punya pekerjaan,” katanya.
Baca juga: Presiden tinjau pelaksanaan program padat karya di Cirebon
Baca juga: Kementerian PUPR alokasikan Rp13,76 triliun program padat karya 2023
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022