Jakarta (ANTARA) - Pesatnya perkembangan dan penyajian teknologi informasi komunikasi (TIK) sebaiknya dimanfaatkan generasi muda untuk membuat konten terkait budaya Indonesia yang mengedepankan etika bangsa, demikian menurut Mohamad Subaweh selaku Pelatih PUSDIKLATCAB dan Relawan TIK Tulungagung dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi ​​​​​​.

“Menyajikan konten budaya bisa melalui foto, tulisan, video. Terpenting tidak melanggar etika dan aturan adat istiadat,” kata Mohamad Subaweh saat webinar Makin Cakap Digital 2022 wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dalam siaran resmi pada Selasa.

Ia berpendapat, para pembuat konten harus memiliki kompetensi sebelum menuangkan konten budaya dalam bentuk digital, antara lain mereka harus memahami budaya itu sendiri dan bagaimana cara mendistribusikannya.

Baca juga: Warganet diminta seleksi informasi cegah "phishing"

Pembuat kontan juga perlu mengutamakan ide untuk melestarikan seni dan bagaimana cara berbahasa yang apik agar konten tersebut dapat dipahami warganet. Konten dihasilkan juga sebaiknya memuat nilai apresiasi, menghargai perbedaan, dan tidak mendiskriminasi kebudayaan lainnya di Indonesia.

Ia menambahkan, ketika menyebarluaskan budaya melalui ruang digital, setiap individu harus menjelaskan kebudayaan secara singkat namun jelas agar mudah dipahami warganet sesuai segmen usia.

Business Coach Pandu Digital Indonesia di bawah naungan Kominfo, Ismita Putri berpesan agar generasi muda memahami jenis-jenis konten yang dapat didigitalisasi, maupun yang tidak.

“Tidak semua hal harus didigitalisasikan. Untuk bisa cinta dan melakukan sesuatu, kita butuh melihat dan menikmati langsung. Proses jalan-jalan, budaya, dan kebiasaan. Ini yang harus disebarkan ke generasi muda,” kata Ismita.

Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61,8 persen dari total populasi Indonesia.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori "Sedang".

Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.

Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Baca juga: Warganet disarankan lindungi perangkat digital cegah kejahatan siber

Baca juga: Ruang digital aman & beretika dapat diciptakan dengan nilai Pancasila

Baca juga: Indonesia Makin Cakap Digital 2022 digelar bulan ini di JIS

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022