Itu disinyalir berasal dari limbah sawit PT BSL, tapi perlu penelitian sebab kita membentuk tim independen untuk melakukan penelitian penyebab kematian ribuan ikan tersebutKabupaten Seluma, Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu menyebutkan bahwa penyebab kematian ribuan ikan di aliran Sungai Penago, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma disinyalir disebabkan karena limbah pabrik Bengkulu Sawit Lestari (BSL).
Wakil Bupati Seluma, Gustianto di Kota Bengkulu, Selasa, mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah membentuk tim independen untuk mengetahui pasti penyebab ribuan ikan tersebut mati.
"Itu disinyalir berasal dari limbah sawit PT BSL, tapi perlu penelitian sebab kita membentuk tim independen untuk melakukan penelitian penyebab kematian ribuan ikan tersebut," katanya.
Ia menjelaskan bahwa tim independen tersebut telah mengambil sampel untuk diperiksa di laboratorium apakah benar disebabkan dari limbah BSL atau diduga disebabkan karena nelayan yang menggunakan alat untuk sentrum ikan di sungai.
Lanjut, menurut Wabup, jika penyebab ikan mati tersebut karena limbah PT BSL maka pihaknya akan melakukan memberikan sanksi yang tegas.
"Sebab ada aturan bahwa limbah harus disaring dan pada kolam terakhir ikan bisa hidup," kata Gustianto.
Sebelumnya, warga sekitar menduga banyaknya ikan mati di aliran sungai ini karena limbah pabrik pengolahan sawit milik PT BSL II yang berada di Desa Air Teras Kecamatan Talo, tepatnya berada di hulu Sungai Penago tersebut.
Sebab aliran sungai tersebut tampak kotor dan menimbulkan aroma busuk sehingga menyebabkan ribuan ikan di aliran sungai itu mati.
Sementara itu Kepala Desa Penago II, Andan Supriadi belum dapat memastikan mengenai informasi jebol nya tanggul limbah pabrik CPO PT BSL tersebut.
Baca juga: Ratusan orang gelar aksi tolak aktivitas tambang di Kabupaten Seluma
Baca juga: BNPB: Enam desa di Kabupaten Seluma terendam banjir
Baca juga: 2.000 pohon sawit di hutan konservasi Seluma ditumbangkan
Baca juga: Warga Seluma minta jatah plasma PT Agri Andalas
Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022