"Kapasitas 3T yaitu testing atau pemeriksaan, tracing atau pelacakan dan treatment atau penanganan harus terus ditingkatkan," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan dengan kapasitas pemeriksaan yang optimal maka akan didapat angka riil jumlah kasus yang terjadi di masyarakat.
"Semakin banyak masyarakat yang diperiksa akan semakin akurat," katanya.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu menambahkan pelacakan atau penelusuran juga harus ditingkatkan guna mendapatkan informasi yang menyeluruh.
"Dengan penelusuran maka akan dapat diketahui dua hal penting yaitu dari mana pasien tersebut tertular dan siapa saja yang berpotensi ditularkan oleh pasien tersebut," katanya.
Baca juga: Masyarakat diimbau kembali pakai masker di dalam maupun luar ruangan
Guru Besar Fakultas Kedokteran UI itu juga mengingatkan mengenai pentingnya penguatan sistem surveilans guna mengantisipasi penyebaran subvarian baru Omicron.
"Surveillans atau pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus sangat penting untuk mendata penyebaran COVID-19 sebagai salah satu langkah antisipasi," katanya.
Dengan demikian, kata dia, data dari seluruh wilayah di tanah air dapat dikompilasi dan dianalisa dengan baik guna mendukung pengambilan kebijakan yang strategis.
"Hal tersebut merupakan salah satu bentuk kewaspadaan di tengah tren peningkatan kasus COVID-19 di dalam negeri," katanya.
Baca juga: Pengamat: Kebijakan pemerintah tingkatkan cakupan booster sangat tepat
Selain hal tersebut di atas, kata dia, peningkatan cakupan vaksinasi mulai dari dosis pertama hingga dosis penguat harus terus menjadi prioritas," katanya.
Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Asia Tenggara itu menambahkan vaksinasi hingga dosis penguat bermanfaat untuk meningkatkan kadar antibodi.
"Karena itu sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi COVID-19 harus terus digencarkan," katanya.
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan laju kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia meningkat 4.425 kasus, dengan penyumbang terbanyak secara nasional berasal dari DKI Jakarta.
Laporan Satgas Penanganan COVID-19 di Jakarta, Senin, menyebutkan akumulasi kasus konfirmasi positif sejak pandemi terjadi di Indonesia pada Maret 2020 berjumlah 6.249.403 kasus.
Baca juga: Epidemiolog: Perpanjangan PPKM perlu disertai peningkatan surveilans
Baca juga: BRIN: Kolaborasi riset G20 tingkatkan surveilans pandemi
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022