Seoul (ANTARA) - Menteri Pendidikan Korea Selatan Park Soon-ae pada Senin mengatakan akan mundur di tengah kontroversi usulan untuk menurunkan usia masuk sekolah, sehingga membuat anjlok kepercayaan terhadap Presiden Yoon Suk-yeol dan menambah daftar menteri yang mundur.
Pengunduran diri Park Soon-ae terjadi hanya dua pekan setelah kementerian mengumumkan akan menurunkan usia daftar sekolah menjadi lima tahun, dimulai pada 2025, jika mendapat persetujuan masyarakat. Rencana itu bertujuan untuk memperluas angkatan kerja dengan menamatkan pendidikan lebih awal.
Orang tua dan himpunan guru di Korea Selatan mengelar aksi di depan kantor presiden pekan lalu untuk menyerukan penghapusan rencana tersebut. Mereka beranggapan bahwa anak-anak di usia tersebut secara intelektual belum siap dan perubahan itu akan semakin mempersulit pencarian pengasuhan anak.
"Saya bertanggung jawab atas semua kontroversi, termasuk reorganisasi sistem sekolah dan ini semua adalah kesalahan saya," kata Park Soon-ae saat konferensi pers pengumuman pengunduran dirinya. "Saya berharap anak-anak kami (Korea Selatan) memiliki masa depan yang lebih cerah."
Kontroversi ini dan usulan perubahan dalam pendidikan lainnya kian membuat tingkat kepercayaan terhadap Yoon anjlok menjadi 24 persen, terendah sejak dilantik pada Mei, menurut survei terkini dari lembaga Gallup Korea, Jumat (5/8).
Responden mengutip isu soal penunjukan pembantu Yoon sebagai alasan terbesar atas anjloknya tingkat kepercayaan tersebut. Faktor utama lainnya adalah pengalaman dan kualifikasi yang minim serta pembuat keputusan yang sembrono dan sepihak.
Usai berjanji untuk menegakkan kembali keadilan dan akal sehat dalam masyarakat serta untuk melakukan politik persatuan, Yoon dirundung oleh pemilihan pembantu utamanya.
Sejumlah calon menteri mundur tahun ini lantaran sejumlah skandal seperti tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.
Park menjabat di tengah kontroversi atas tuduhan mengemudi dalam keadaan mabuk. Dua dari pilihan Yoon sebagai menteri kesehatan gagal usai menghadapi tudingan telah melakukan kesalahan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korsel tutup sekolah demi cegah lonjakan kasus COVID-19
Baca juga: Sekolah di Korsel kembali dibuka di tengah wabah MERS
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022