Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerapkan tiga bentuk transformasi kesehatan guna memaksimalkan pemberian imunisasi dalam Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahun 2022.
“Transformasi itu digabung untuk menjawab enam transformasi kesehatan yang diprogramkan oleh Kemenkes,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Syahril menuturkan pandemi COVID-19 cukup membuat cakupan pemberian imunisasi pada anak menurun. Hal itu mendorong Kemenkes menerapkan tiga transformasi layanan kesehatan agar target imunisasi anak dapat kembali dikejar.
Baca juga: Reisa minta keluarga bawa anak ikuti BIAN 2022 cegah KLB dan wabah
Transformasi pertama yang dilakukan Kemenkes adalah transformasi layanan primer dengan melakukan revitalisasi posyandu, yang sebelumnya pelayanan kesehatan hanya diberdayakan untuk anak-anak, kini dapat diakses oleh semua usia hingga lanjut usia (lansia).
Adanya transformasi tersebut juga mencakup target pemerintah untuk membuat rumah sakit di seluruh Indonesia menjadi rujukan bagi semua warga Indonesia. Beberapa layanan yang disebutkan adalah untuk penyakit jantung, penderita kanker dan infeksi hingga antiaging dan health tourism di mana turis bisa menikmati keindahan alam lokal sembari berobat di Indonesia.
“Kemudian kami juga melakukan transformasi sumber daya manusia, transformasi pembiayaan, dan terakhir di teknologi kesehatan dalam imunisasi ini,” ucap dia.
Baca juga: Menkes ajak orang tua berikan imunisasi anak cegah penyakit
Transformasi kedua yang dilakukan yakni mengadakan tiga jenis imunisasi rutin bagi anak sesuai kategori umurnya. Tiga vaksin tersebut adalah vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), vaksin Rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).
Syahril menjelaskan pemberian vaksin PCV dimaksudkan untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus. Kemudian vaksin rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota. Sementara vaksin HPV untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.
Transformasi ketiga adalah dibuatnya sebuah aplikasi bernama Sehat IndonesiaKu (ASIK), yang terintegrasi dengan PeduliLindungi. Pembuatan ASIK bertujuan agar pendataan imunisasi anak dapat berbasis digital dan terdata secara "real time".
Baca juga: Kemenkes lakukan pencatatan pelaksanaan imunisasi secara elektronik
Syahril menambahkan, pembuatan ASIK merupakan salah satu bentuk implementasi dari pilar transformasi kesehatan, yaitu pilar keenam yang berbicara tentang teknologi kesehatan. Dengan demikian, dia berharap melalui transformasi tersebut, BIAN 2022 bisa dikerjakan dengan lebih efektif dan maksimal.
“Tentu saja kita berharap ketika transformasi di layanan primer dapat menambah suatu upaya bagi Bangsa Indonesia, untuk mencegah penyakit-penyakit yang bisa dilakukan dengan vaksinasi pada anak,” ucap dia.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022