Phnom Penh (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Kamboja Samdech Techo Hun Sen, Senin (8/8), mengatakan perjanjian perdagangan bebas Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akan menjadi pendorong pemulihan ekonomi regional dan global pascapandemi COVID-19.

Dalam pesan video untuk memperingati Hari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN Day, yang disiarkan di Televisi Nasional Kamboja (TVK), Hun Sen mengatakan implementasi penuh dan efektif dari perjanjian RCEP menjadi prioritas.

RCEP, yang mulai berlaku awal 2022, akan merangsang pemulihan ekonomi pascapandemi, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat rantai pasokan di kawasan dan dunia secara keseluruhan, sebutnya.

"Sebagai ketua ASEAN 2022, Kamboja akan bekerja sama dengan negara-negara RCEP untuk mempromosikan implementasi penuh dan efektif dari perjanjian RCEP guna mengintensifkan lebih lanjut fasilitasi pergerakan perdagangan lintas perbatasan," jelasnya.

Sebagai blok perdagangan terbesar di dunia, RCEP membentuk pasar yang mencakup 2,2 miliar manusia atau 30 persen dari total populasi dunia, dengan produk domestik bruto (PDB) gabungan sebesar 26,2 triliun dolar AS yang mewakili sekitar 30 persen dari PDB global dan 28 persen perdagangan dunia.

Peneliti Asian Vision Institute Thong Mengdavid, yang berbasis di Phnom Penh, mengungkapkan RCEP menyuguhkan berbagai peluang kepada negara-negara di kawasan untuk mempertahankan liberalisasi perdagangan dan mempromosikan kerja sama ekonomi yang krusial bagi pemulihan pascapandemi COVID-19.

"Ini merupakan pencapaian strategis untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN," kata Mengdavid kepada Xinhua.

Dia menjelaskan RCEP memungkinkan pemangkasan 90 persen hambatan nontarif dan tarif perdagangan regional selama 20 tahun ke depan, yang akan sangat meningkatkan arus barang dan jasa, memperdalam hubungan ekonomi, serta memperkuat daya saing regional.

"Kisah sukses RCEP dapat menjadi model dan harapan bagi kerja sama dan konektivitas ekonomi lintas kawasan di era pascapandemi COVID-19," ujarnya.

Merujuk pada studi Asian Development Bank, RCEP dapat meningkatkan pendapatan ekonomi negara anggotanya sebesar 0,6 persen pada 2030, menambah 245 miliar dolar AS per tahun pada pendapatan regional, serta 2,8 juta lapangan kerja untuk ketenagakerjaan regional.

RCEP meliputi 15 negara Asia-Pasifik termasuk 10 negara anggota ASEAN, yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam; serta lima mitra dagang mereka, yaitu China, Jepang, Korea Selatan , Australia, dan Selandia Baru.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022