Kupang (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto mengatakan langkah yang diambil TNI-AD mengamankan pulau-pulau terluar Indonesia dengan menempatkan personelnya di pulau-pulau tersebut merupakan tindakan yang sangat tepat untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI dari gangguan atau usaha pencaplokan negara lain. "Ini langkah tepat yang kita ambil untuk menghindari adanya upaya pendudukan wilayah NKRI dengan dalih investasi," katanya di Lanud El Tari Kupang, Kamis, setelah mendengar pemaparan Komandan Korem 161/Wirasakti, Kolonel Inf. APJ Noch Bola soal pengamanan pulau-pulau terluar di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pulau-pulau terluar di NTT yang dipandang memiliki potensi konflik dengan negara tetangga Australia dan Timor Leste adalah Pulau Manggudu di selatan Pulau Sumba bagian timur, Pulau Ndana di Kabupaten Rote Ndao serta Pulau Batek di Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang. "Untuk Pulau Dana Sabu di selatan Pulau Sabu, Kabupaten Kupang, rasanya agak sulit dikuasai karena pada saat air laut naik, semua permukaan pulau itu hampir tertutup seluruhnya oleh air laut. Kami pun tidak berani menempatkan pasukan di sana," kata Danrem Bola. Menyangkut Pulau Bidadari di ujung barat Pulau Flores, kata Danrem Wirasakti, pemilik pulau itu, Ernest Lewandowsky, warga negara Inggris, saat ini sedang berurusan dengan pihak imigrasi karena izin tinggalnya di Indonesia sudah lewat (overstay). Ia juga mengemukakan pula bahwa Pulau Sture di sekitar Labuanbajo yang letaknya tak jauh dari Pulau Bidadari, juga sudah dikuasai oleh Feisol Haji Hashim yang baru beberapa bulan dipercayakan menjadi Konsul Kehormatan Malaysia di Denpasar, Bali. "Feisol mengaku warga negara Indonesia, namun sampai sejauh ini kami belum mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang eksistensi yang bersangkutan," kata Danrem Bola dan menambahkan Feisol juga menguasai lebih dari 1.000 hektare lahan di Labuanbajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat. Untuk mengamankan pulau-pulau itu dari ancaman negara lain, kata dia, pihaknya sudah menerjunkan prajurit TNI-AD dari Yonif 743/PSY sejak Januari lalu ke pulau-pulau tersebut, kecuali Pulau Dana Sabu, dengan masing-masing pulau ditempati 15 personel. Selain menjaga pulau-pulau tersebut, para prajurit juga menanam pohon-pohon di pulau itu sambil menangkap ikan untuk mengisi waktu. Setelah mendengar pemaparan singkat dari Danrem 161/Wirasakti tentang situasi keamanan di perbatasan NTT-Timor Leste serta pengamanan pulau-pulau terluar, Panglima TNI didampingi KSAD Jenderal TNI Djoko Santoso, KSAL Laksamana TNI Slamet Subiyanto, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Zamroni SE serta sejumlah perwira tinggi Mabes TNI langsung terbang ke Atambua untuk melihat dari dekat kondisi keamanan di perbatasan kedua negara. (*)
Copyright © ANTARA 2006