Yang disampaikan Bung Karno itu sampai sekarang diajarkan di Lemhannas.

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Universitas Pertahanan (Unhan) Purnomo Yusgiantoro menyebutkan ajaran dan pemikiran Soekarno masih relevan dengan kondisi dunia kini dan masa depan.

"Seharusnya ajaran Bung Karno ini diajarkan ke seluruh generasi anak bangsa," kata Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro dalam peluncuran buku karya Doktor Ilmu Pertahanan yang juga Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berjudul "Suara Kebangsaan" di Bentara Budaya, Jakarta, Minggu.

Mantan Menteri Pertahanan ini berpendapat bahwa buku Hasto itu sangat baik sebagai referensi bagi anak-anak muda Indonesia untuk makin mengenal serta mencintai bangsanya.

"Saya dorong ini dibaca anak muda untuk menunjukkan identitas bangsa dan dapat lebih mencintai Indonesia," kata Purnomo.

Di dalam tulisannya di buku itu, kata Purnomo, Hasto banyak menulis tentang Soekarno.

Disebutkan bahwa setidaknya ada lima hal penting tentang Soekarno yang ditulis Hasto, di antaranya adalah ketika Soekarno berbicara di sidang BPUPK dan menyampaikan pidato lahirnya Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945.

Selain itu, soal geopolitik dan geostrategi Indonesia yang disampaikan oleh Soekarno saat berpidato di Lemhannas pada bulan Mei 1965.

"Yang disampaikan Bung Karno itu sampai sekarang diajarkan di Lemhannas. Soekarno memberi landasan nation and character building (pembangunan bangsa dan karakter)," kata Purnomo.

Hasto juga mengupas ajaran Soekarno soal Trisakti yang sempat hilang dan harus dimunculkan lagi. Baginya, Hasto luar biasa bisa mengungkap tentang ide dan gagasan Soekarno lewat tulisannya.

Hasto juga menulis tentang Soekarno yang menyampaikan pidato To Build the World a New pada sidang PBB, dan disambut luar biasa oleh dunia karena menyuarakan kesetaraan hak semua negara di dunia.

Baca juga: Megawati ingatkan pentingnya memegang teguh bela negara
Baca juga: Purnomo Yusgiantoro: Energi nuklir masih ditolak masyarakat

"Jadi, apa yang diajarkan Bung Karno dari dahulu masih valid dan relevan sampai sekarang," kata Purnomo.

Hasto juga mengangkat isu kepemimpinan, lewat penjelasan mendalam mengenai kepemimpin visioner seorang Soekarno.

"Pak Hasto menulis bahwa apa yang pernah saya sampaikan 'seorang leader yang pemberani adalah yang bisa mengambil keputusan, tentu keputusannya ini harus terukur dan melihat resikonya'," kata Purnomo.

Pembicara lainnya, Rektor Unhan Laksamana Madya (TNI) Prof. Dr. Amarulla Octavian menyatakan bahwa Indonesia beruntung memiliki Soekarno sebagai founding father, yang kalibernya sekelas tokoh dunia dari Amerika Serikat dan Tiongkok.

Di buku Hasto, banyak dibahas pemikiran geopolitik Soekarno. Baginya, Soekarno adalah bapak bangsa yang punya pemikiran geopolitik dan kebangsaan yang bisa berlanjut sampai sekarang.

"Pemikiran Mao Tse Tung sampai sekarang diajarkan di sekolah di sana. Pemikiran George Washington dan John Adams masih diajarkan kepada anak-anak sekolah di Amerika Serikat. Di sini, harusnya pemikiran dan geopolitik Bung Karno itu diajarkan," ucap Octavian.

Ia melanjutkan, "Jadi, ini penting sekali. Tak banyak negara di dunia ini seperti Indonesia dan Bung Karnonya."

Hadir pada acara itu Ketua DPP PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri dan Wiryanti Sukamdani, anggota DPR Fraksi PDIP Deddy Yevri Sitorus, Mochamad Herviano Widyatama (juga Ketua Umum BMI), dan Adian Napitupulu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jakarta Gembong Warsono, dan Ketua Umum DPN Repdem Wanto Sugito.

Hadir pula pakar pertahanan Susaningtyas Kertopati serta sejumlah pengajar Unhan, seperti Prof. Anak Agung Banyu Perwita dan Prof. Irdam Ahmad.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022