Banyak negara telah membuktikan bahwa dia terlibat dalam kegiatan mata-mata untuk intelijen militer Rusia dan dia berpura-pura menjadi wartawan.
Pristina (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri Kosovo Xhelal Svecla menyatakan pada Sabtu bahwa pihaknya telah menahan wartawati Rusia di perbatasan karena dicurigai sebagai mata-mata dan pihak keamanan sedang mendalami "tujuan" wanita tersebut.
Menurut Svecla, wartawati Rusia tersebut bernama Daria Aslamova.
"Banyak negara telah membuktikan bahwa dia terlibat dalam kegiatan mata-mata untuk intelijen militer Rusia dan dia berpura-pura menjadi wartawan," kata Svecla dalam sebuah pernyataan pers.
Reuters tidak dapat memverifikasi tuduhan Svecla.
Aslamova, yang sehari-hari bekerja untuk tabloid Rusia Komsomolskaya Pravda, mengatakan bahwa dia telah dibebaskan dan sekarang berada di kota Raska, Serbia.
Baik Aslamova maupun Komsomolskaya Pravda tidak menanggapi tuduhan otoritas Kosovo terhadapnya.
Svecla mengunggah di halaman Facebook-nya beberapa foto wartawati tersebut bersama Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan satu lagi dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Rusia adalah sekutu utama Serbia dan seperti halnya Beograd, menentang kemerdekaan Kosovo.
Ketegangan antara Kosovo dan Serbia, dua negara Balkan barat yang bertetangga itu, telah berkobar baru-baru ini dan memuncak pekan lalu setelah Kosovo mengatakan akan mewajibkan orang Serbia yang tinggal di utara negara itu menggunakan pelat nomor mobil Serbia untuk mengajukan pelat yang dikeluarkan oleh lembaga di Pristina.
Tapi kewajiban itu kini telah ditunda.
Etnis Serbia berjumlah sekitar 5 persen dari populasi Kosovo, yang 90 persennya adalah etnis Albania.
Dalam insiden lain, polisi mengatakan pada Sabtu bahwa salah satu patroli mereka di dekat perbatasan Serbia sering menghadapi perselisihan etnis dan penyelundupan.
"Upaya Daria Aslamova memasuki negara kita, yang bertepatan dengan perkembangan di utara negara itu, jelas membuktikan bahwa Rusia telah bergabung dengan propaganda Serbia dengan tujuan untuk mengacaukan negara kita," katanya.
Kosovo bergabung dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan juga ikut memberikan sanksi.
Baca juga: Pohon tumbang saat badai di Kosovo tewaskan satu orang
Baca juga: Penembakan bus di Kosovo tewaskan tiga orang
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022