Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat sore makin merosot hingga melewati angka Rp11.350 per dolar AS, karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun menjadi Rp11.363/11.377 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp11.310/11.330 atau turun 53 poin.

Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Jumat mengatakan, pelaku pasar makin pesimis bahwa pertumbuhan ekonomi nasional akan makin melemah, akibat tekanan krisis keuangan global yang makin meningkat.

Apalagi pelaku pasar lebih suka memegang dolar AS ketimbang rupiah, karena dinilai lebih aman sehingga tekanan pasar makin kuat terhadap mata uang Indonesia itu, katanya.

Rupiah, menurut dia, sepanjang pekan ini terus tertekan pasar, meski ada isu bahwa pemerintah akan mengeluarkan paket stimulus untuk mendorong sektor riil dan meningkatkan daya beli masyarakat yang saat ini dinilai melemah.

Namun paket stimulus itu masih dalam proses yang memerlukan waktu, berbeda dengan di Amerika Serikat yang telah mendapat persetujuan kongres untuk memicu pertumbuhan ekonomi AS yang melambat, katanya.

Meski demikian, lanjut dia, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap menjaga pergerakan rupiah agar tetap berada di kisaran antara Rp11.250 sampai Rp11.300 per dolar AS.

Apabila rupiah terus terpuruk mendekati angka Rp11.500 per dolar AS, maka dikhawatirkan mata uang Indonesia akan bisa mendekati angka Rp12.000 per dolar AS, ucapnya.

Tekanan pasar yang makin menguat itu, menurut dia, karena ada laporan kinerja ekspor Indonesia pada Januari 2009 merosot tajam hampir mencapai 50 persen dibanding Januari 2008.

Seharusnya tidak diperbandingkan dengan tahun lalu yang pertumbuhan ekonomi lebih baik, katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009