Namun hal yang lebih penting lagi, pada pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) ini adalah untuk mengurangi jumlah angka pengangguran atau membuka peluang kerja bagi pencari kerja lokal

Batang, Jateng (ANTARA) - Pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di wilayah Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sudah dilakukan sejak dua tahun yang lalu atau mulai tahun 2020.

Pemerintah pun sudah mulai melakukan pengembangan pertama di 450 hektare wilayah Kawasan Industri Terpadu Batang dari luas lahan 4.300 milik PT Perkebunan Nusantara IX.

Presiden Joko Widodo mengklaim dari ratusan hektare wilayah yang disiapkan itu sudah dipenuhi pabrik-pabrik yang mulai konstruksi. Mulai dari pabrik baja, pipa, hingga baterai mobil listrik.

Proyek pengembangan KIT Batang atau Grand Batang City ini dikelola oleh PT Kawasan Industri Terpadu Batang yang tergabung dalam konsorsium antara PT Pembangunan Perumahan (Persero) yang bergerak di bidang jasa konstruksi, real estate (developer), properti, dan investasi di bidang infrastruktur dan energi bersama dengan perusahaan BUMN, serta lembaga pemerintahan.

Bahkan, BUMN PT Pembangunan Perumahan (Persero) mencatatkan progres pembangunan proyek KIT Batang dan rumah susun pekerja industri Batang I akan lebih cepat dari jadwal.

Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi 3 klaster, yaitu klaster pertama seluas 3.100 hektare yang disiapkan untuk proyek industri, klaster kedua 800 hektare untuk inovasi, dan ketiga seluas 400 hektare klaster residensial.

Adapun beberapa dampak positif yang terjadi dengan adanya pembangunan dan operasional pabrik di KIT Batang yaitu pembukaan lapangan kerja secara besar-besaran, setidaknya akan ada 20.000 lapangan kerja terbuka.

Kemudian, pendapatan negara juga akan bertambah, baik dari pajak penghasilan untuk karyawan pabrik dan perusahaan hingga penghasilan negara bukan pajak (PNBP).

Namun hal yang lebih penting lagi, pada pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) ini adalah untuk mengurangi jumlah angka pengangguran atau membuka peluang kerja bagi pencari kerja lokal.

Direktur Utama KIT Batang Galih Saksono mengklaim pembangunan infrastruktur di KIT Batang bakal rampung dan semua tenant (penyewa) bisa beroperasi pada pertengahan 2023.

PT Kawasan Industri Terpadu Batang, kata dia, memastikan pasokan air, listrik, dan gas sudah sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

"Ini artinya, semua 'tenant' akan rapi dan bisa beroperasi pada pertengahan 2023," katanya.

Berdasar tahapan pertama dengan luasan lahan 450 hektare yang ditawarkan pemerintah, sudah masuk sebanyak 14 investor yang siap membangun perusahaan di Kawasan Industri Terpadu Batang.

Dari 14 investor itu, kata Galih Saksono, terdiri atas 10 penanam modal asing (PMA) dan dua investor dari penanam modal dalam negeri (PMDN) sehingga hal itu akan memberikan peluang para pencari kerja mendapatkan pekerjaan.

Pelayanan Satu Pintu

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung anjungan siap kerja di KIT Batang, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jumat (5/8) 2022.

Ia mengatakan peletakan batu pertama gedung anjungan siap kerja ini akan menggunakan sistem "one stop services" yang dimana semua pelayanan tenaga kerja ada di KITB.

Kementerian Tenaga Kerja akan melakukan beberapa hal yang pertama menyusun seleksi makro dan mikro tenaga kerja dan dilanjutkan dengan mengembangkan sistem informasi pasar kerja.

Kemudian, meningkatkan pelatihan kompetensi kerja Balai Pelatihan Kerja Kabupaten Batang dengan memperkuat Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Latihan Kerja (UPTD BLK) di daerah itu.

Selain itu, juga akan memperkuat Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) dan BLK Komunitas yang nantinya untuk mendukung keahlian tenaga kerja yang kompeten.

Langkah pembangunan gedung anjungan siap kerja ini adalah bentuk perhatian Kemenaker kepada masyarakat Kabupaten Batang agar bisa mempersiapkan diri mengembangkan kompetensinya sesuai kebutuhan tenaga kerja di KITB.

Jadi, pembangunan kawasan industri di Kabupaten Batang ini, masyarakat di daerah tidak sekadar menjadi penonton saja namun harus dapat menikmati manfaat dengan bisa bekerja di perusahaan di KITB.

Apalagi perusahaan di KITB akan menyerap 280.000 tenaga kerja yang dimulai pertengahan 2023.

Layanan siap kerja adalah "branding" baru yang menyempurnakan sistem informasi ketenagakerjaan (Sisnaker) terdahulu. Layanan digital dengan aplikasi SIAP kerja ini akan terintegrasi pada empat pelayanan ketenagakerjaan secara digital.

Pertama adalah "skillhub", yaitu sebuah pelayanan yang mengkhususkan pada peningkatan kompetensi angkatan kerja Indonesia agar makin tinggi dan memenuhi kriteria kebutuhan tenaga kerja baik di sektor industri maupun sektor lainnya.

Skillhub meliputi ketrampilan (skilling), kemampuan (reskilling), dan meningkatkan kapasitas keterampilan seseorang untuk mengisi kebutuhan pekerjaan (upskilling).

Kedua sertifikasi untuk menjadi acuan baik untuk para pencari kerja dan pemberi kerja dalam mengikuti pelatihan dalam rangka "reskilling" dan "upskilling".

Ketiga, Karirhub yang akan menghubungkan para pencari kerja dengan pemberi kerja. Portal ini diharapkan menjadi jembatan yang efektif dalam rangka "link and match" ketenagakerjaan agar tenaga kerja yang kompeten dan mempunyai keahlian, serta bersertifikat dapat bertemu dengan perusahaan yang membutuhkan calon pegawai yang kompeten.

Kemudian Bizhub yang menjadi portal untuk memberi pelayanan kepada angkatan kerja yang mempunyai minat sebagai tenaga kerja mandiri.

Bizhub yang menjadi portal untuk memberi pelayanan kepada angkatan kerja yang mempunyai minat sebagai tenaga kerja mandiri akan terhubung dengan pelatihan bisnis, mentoring, jaringan usaha, hingga pembiayaan modal usaha.

Prioritaskan pekerja lokal

Dengan mendekati selesainya pembangunan perusahaan di KIT Batang , Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Batang terus mendesak agar memrioritaskan pekerja lokal sesuai dengan keahliannya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo maupun pejabat Pemerintah Kabupaten Batang tidak henti-hentinya menyampaikan permintaan untuk memprioritaskan pekerja lokal agar bekerja di KIT Batang.

Berdasar data Pusat Statistik Kabupaten Batang disebutkan tingkat pengangguran terbuka pada 2019 sebanyak 4,16 persen, tahun 2020 sebanyak 6,92 persen, kemudian tahun 2021 mencapai 6,59 persen.

Peletakan batu pertama pembangunan gedung anjungan siap kerja di KIT Batang disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Batang karena daerah ini menjadi salah satu program prioritas strategis yang mendukung menumbuhkan ekonomi nasional.

"KIT Batang dipilih Presiden Joko Widodo untuk menjadi tumpuan industri di Indonesia dan memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi pencari kerja,” kata Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki .

Lima tahun ke depan Kawasan Industri Terpadu Batang akan membutuhkan 280.000 tenaga kerja. Pada fase pertama sudah "sold out" atau terjual semua kepada 12 tenant yang sudah sepakat berinvestasi di KIT Batang.

Dari 12 "tenant itu", rencananya ada 3 tenant yang akan beroperasi pada pertengahan tahun 2023 sehingga dengan adanya gedung anjungan SIAP kerja akan berkesinambungan satu sama lain karena jika adanya lapangan kerja yang berlimpah maka harus ada persiapan untuk menyiapkan tenaga kerja yang kompeten sesuai kebutuhan perusahaan.

Oleh karena, Pemerintah Kabupaten Batang "menitip" agar masyarakat lokal harus menjadi diprioritaskan terlebih dahulu agar dapat bekerja di perusahaan di Kawasan Industri Terpadu Batang.

Diharapkan dengan akan beroperasinya sejumlah perusahaan di Kawasan Industri Terpadu Batang akan memberikan harapan baru dengan turunnya akan pengangguran di daerah tersebut.

Baca juga: Bupati Batang: KITB buka peluang usaha UMKM lokal

Baca juga: Produsen kaca Korea Selatan bangun pabrik Rp5 triliun di KIT Batang

Baca juga: PUPR rencana bangun 10 tower rusun pekerja KIT di Batang

Baca juga: Investor India bangun pabrik keramik di KIT Batang

Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022