"Kedelainya menggunakan kedelai lokal Jawa Timur dan sebagai pemanisnya menggunakan produk brown sugar hasil produksi PT PG Rajawali I yang berasal dari tebu petani kemitraan ID Food,” kata Direktur Komersial ID Food Ardiansyah Chaniago dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan pengembangan produk berbahan baku kedelai tersebut merupakan upaya melengkapi pangan ritel di Indonesia dan dikembangkan secara berkelanjutan. Tahun ini pihaknya juga merencanakan pengembangan produk pangan ritel lainnya memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Paralel telah disiapkan menyasar skala besar lagi secara nasional dan tersedia di beberapa e-commerce, seperti nushi nushi.id dan platform lainnya,” ujarnya.
Ardiansyah mengatakan produk kecap Rania telah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dilengkapi sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.
ID Food bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam pengembangan formula kecap Rania serta Universitas Brawijaya (Unbraw) untuk pengawalan kualitas dan uji sensorik produk.
Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan mengatakan pengembangan produk pangan ritel berupa kecap merupakan program lanjutan dari New Product Development (NPD) grup ID Food, setelah sebelumnya mengembangkan varian produk beras Rania dan minyak goreng Rania, serta Raja gula.
"Bahan baku kecap Rania diolah dan diproduksi dari anggota holding yakni PT PG Rajawali I yang berpusat di Jawa Timur dan didistribusikan oleh anggota ID Food lainnya, seperti PT Rajawali Nusindo, PT GIEB, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia," ujarnya.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022