Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dalam lima tahun terakhir baru mampu menurunkan angka kesakitan penyakit tuberkolosis (TBC) sebanyak 15 per 100 ribu penduduk, yakni dari 122 pada tahun 2001 menjadi 107 per 100 ribu penduduk pada tahun 2005, kata Menkes Siti Fadilah Supari. "Penurunan angka kesakitan TBC berkat kerja sama jajaran pemerintah dan LSM dalam melaksanakan strategi pengobatan TBC selama 6-8 bulan tanpa henti (DOTS - Directly, observed, Treatment, Shortcourse)," katanya kepada pers di Jakarta, Rabu. Dalam menyambut Hari TBC sedunia (24/3) Menkes mengatakan, hasil yang dicapai pemerintah RI dalam menanggulangi TBC terus meningkat, yakni angka penemuan TBC menular pada tahun 2004 mencapai 128.981 orang (54 persen) atau meningkat menjadi 156.508 orang (67 persen) pada 2005. "Keberhasilan pengobatan TBC juga meningkat dari 86,7 persen pada tahun 2003 menjadi 88,8 persen pada tahun 2004," katanya. Kendati demikian, Menkes mengakui, sesuai Survei Balitbangkes bahwa setiap tahun terdapat sekitar 485 ribu penderita baru TBC, 250 ribu orang diantaranya adalah TBC menular, sedang Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) memperkirakan 140.000 orang meninggal akibat TBC setiap tahun di Indonesia. Indonesia menduduki urutan ketiga negara dengan jumlah penderita TBC terbesar di dunia setelah India dan China. TBC di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor satu untuk penyakit menular dan penyebab kematian ketiga bagi penduduk karena berbagai penyakit, setelah jantung dan saluran pernafasan. Sedangkan, di seluruh dunia setiap tahun terdapat 8,8 juta penderita TBC, 80 persen diantaranya berada di 22 negara berkembang dan penyakit TBC mengakibtakan kematian 5.000 orang setiap hari atau 1,7 juta orang setiap tahun di dunia. TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-paru dengan gejala antara lain batuk berdahak selama tiga minggu lebih, berkeringat di malam hari tanpa beraktivitas, nyeri di dada atau sesak nafas, berat badan menurun dan batuk berdarah. Menkes menambahkan, TBC dapat disembuhkan dengan meminum obat anti-TBC selama 6-8 bulan tanpa berhenti yang dapat diperoleh secara cuma-cuma di Puskesmas, sedang cara menghindari agar tak tertular TBC, antara lain berperilaku hidup bersih dan sehat serta mengupayakan sinar matahari masuk ke rumah. Pemerintah RI juga menggalang kemitraan dengan lintas sektoral dan LSM untuk memberantas TBC, antara lain dengan membentuk Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan TBC (Gerdunas) TBC pada tahun 1999 serta meningkatkan akses penderita untuk mendapatkan pengobatan TBC melalui Puskesmas dan rumah sakit. Peringatan Hari TBC Sedunia 2006 yang bertemakan "Bersama Kita Melawan TBC" akan diisi peresmian Renstra TBC 2006-2010, International Standard of TB Case (ISTC) serta Peluncuran Sampul dan Seri Perangko HTBS oleh Menko Kesra Aburizal Bakrie dan Menkes Siti Fadilah Supari di Jakarta, Jumat (24/3).(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006