Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah mengenalkan ciri radikalisme dan terorisme kepada pemuda di Kabupaten Sigi sebagai upaya pencegahan tumbuh dan berkembangnya faham tersebut.
"Terorisme adalah kejahatan luar biasa. Bukan sekedar aksi teror semata, namun pada kenyataannya tindakan terorisme juga melanggar hak asasi manusia," ucap Kasubdit Pengamanan Lingkungan BNPT Kolonel Laut Setyo Pranowo, di Sigi, Kamis.
BNPT melalui FKPT Sulteng bekerja sama Pemerintah Kabupaten Sigi mengenalkan ciri radikalisme dan terorisme melalui workshop pelibatan pemuda dalam pencegahan radikalisme dan terorisme dengan nasehat kebangsaan bertajuk "Ekspresi Indonesia Muda".
BNPT melalui FKPT Sulteng menghadirkan 100 pemuda yang terdiri dari pelajar tingkat SLTA sederajat dan mahasiswa, muslim dan non-muslim, organisasi badan otonomi Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Hindu, Budha, Khatolik dan Bala Keselamatan.
Kolonel Setyo menguraikan bahwa ciri radikalisme dan terorisme meliputi intoleran, fanatik, eksklusif, dan anarkis. Ia menjelaskan, intoleran yakni tidak menghormati perbedaan yang ada.
Kemudian fanatik yaitu fanatik terhadap pendapat sendiri, dan tidak menghormati atau menerima pendapat orang atau kelompok lain. Eksklusif di antaranya menutup diri terhadap orang atau kelompok yang berbeda pendapat.
Anarkis, kata dia, di antaranya meliputi menghalalkan cara cara kekerasan, serta mengkafirkan kelompok lain yang berbeda pendapat.
Setyo mengemukakan saat ini kelompok radikal - teroris menempatkan komponen pemuda sebagai sasaran dalam penyebaran fahamnya.
"Penyebaran faham radikal di kalangan pemuda/pelajar terus digencarkan oleh kelompok radikalisme terorisme, terutama melalui media sosial," ungkap Setyo.
"Inilah yang harus kita waspadai bersama, dengan cara melindungi generasi muda dari bahaya faham radikalisme. Karena itu, sinergitas oleh semua pemangku kepentingan dan kebijakan sangat penting, dengan mengarusutamakan pencegahan radikalisme dalam segala aspek, untuk keutuhan NKRI," imbuhnya.
Terkait hal itu Bupati Sigi Mohamad Irwan mengatakan pemuda merupakan komponen yang diharapkan untuk mengisi dan melanjutkan pembangunan di masa mendatang.
Sehingga, ujar dia, peningkatan kapasitas pemuda dengan memberikan pemahaman tentang bahaya radikalisme dilakukan secara berkelanjutan sangat penting.
"Pemuda harus dilindungi dari bahaya radikalisme, ini menjadi prioritas dalam penyelenggaraan pembangunan daerah," ungkapnya.
Bupati Sigi Mohamad Irwan mengapresiasi BNPT dan FKPT Sulteng yang telah berkontribusi dalam pembinaan generasi muda lewat berbagai program - program lunak.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022