Sleman (ANTARA) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Kustini Sri Purnomo meminta jajaran kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kematian salah satu suporter tim sepakbola PSS Sleman Tri Fajar Firmansyah.
"Kami sangat prihatin dengan peristiwa yang menimbulkan korban ini dan meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Sepakbola itu ada salah satunya untuk membangun persatuan, bukan saling menghancurkan," kata Kustini saat mengunjungi rumah duka di Sleman, Rabu.
Menurut dia, seluruh suporter adalah saudara, terlepas adanya perbedaan klub yang didukung. Pihaknya berharap tidak ada kejadian serupa di masa mendatang.
Kustini juga meminta seluruh pihak untuk saling bersikap dewasa dan tidak mudah terprovokasi.
"Jangan ada korban lagi, saya minta ini yang terakhir, jangan ada lagi. Kita semua adalah saudara yang seharusnya saling mendukung dan menyayangi. Bukan memusuhi," katanya.
Terkait upaya penanganan hukum atas kejadian tersebut, Kustini menyerahkan proses sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas perkara itu.
"Kami berharap untuk seluruh suporter agar sabar menunggu hasil penyelidikan dan tidak melakukan tindakan anarkis, jangan ada tindakan sweeping atau lain sebagainya yang main hakim sendiri. Serahkan pada kepolisian. Saya percaya polisi akan transparan menyelesaikan kasus ini sampai tuntas," katanya.
Keprihatinan atas kejadian tersebut juga disampaikan Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa.
"Saya secara pribadi mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalkan mas Fajar salah satu warga kita dan juga sebagai kawan kita di supporter PSS Sleman," kata Danang Maharsa saat menghadiri prosesi pemakaman.
Danang Maharsa menyampaikan duka tersebut kepada pihak keluarga yang ditinggalkan.
Selain ucapan duka Danang Maharsa juga mengharapkan para suporter bola di Sleman tidak terprovokasi atas kejadian ini.
"Saya yakin para suporter di Sleman tidak akan terprovokasi. Sepak bola kita adalah sepakbola persaudaraan. Kejadian seperti ini jangan terprovokasi, kita percayakan kepada pihak kepolisian," katanya.
Terkait proses hukum, Danang berharap kasus tersebut dapat diusut tuntas oleh pihak kepolisian sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Tri Fajar meninggal dunia pada Selasa, 2 Agustus 2022 sekitar pukul 14.00 WIB di RSPAU Hardjolukito.
Fajar diketahui merupakan suporter PSS yang tergabung dalam Brigata Curva Sud (BCS) dari komunitas BTCY.
Tri Fajar Firmansyah diketahui menjadi korban keributan suporter dengan warga yang terjadi pada Senin 25 Juli 2022. Ia merupakan seorang tukang parkir di kawasan Babarsari, Depok, Sleman.
Saat itu kericuhan terjadi saat rombongan suporter dari Solo hendak menuju ke Magelang untuk menyaksikan pertandingan antara Persis Solo melawan Dewa United di Stadion Moch Soebroto.
Keributan terjadi di beberapa lokasi, mulai dari Tugu Pal Putih Yogyakarta, Jalan Affandi Gejayan Sleman, serta kawasan Jombor, Mlati, Sleman.
Fajar yang saat itu tengah bersama temannya, diduga menjadi korban salah sasaran. Ia dikeroyok sejumlah orang dengan benda tumpul hingga mengalami luka di bagian kepala dan kritis.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022