Mereka akan menerima notifikasi SMS sepanjang tersedia signal

Makassar (ANTARA) - Arham, salah satu mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Makassar (UNM) asal kabupaten Bone, berhasil menciptakan teknologi berbasis digital peringatan dini (early warning system) untuk deteksi awal bencana puting beliung.

Arham dalam keterangannya di Makassar, Rabu mengatakan melalui alat mikrokontroler yang diciptakan, warga setiap saat menerima notifikasi status potensi bencana melalui pesan singkat SMS.

Alat ini menjadi poin penting dalam verifikasi Program Kampung Iklim oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI.

Teknologi digital sederhana rakitan anak desa ini terdiri dari tiga komponen utama. Yakni panel surya, sensor angin serta sistem mikrokontroler.

Baca juga: Aktivis lingkungan UNM libatkan masyarakat pesisir tanam pohon

Baca juga: Karya mahasiswa FIP UNM lolos seleksi pendanaan Kemendikbud

Menurut Arham, salah satu anggota Pokja Proklim Dusun Masumpu mengatakan sistem mikrokontroler selain mencatat dan merekam kecepatan angin, juga berfungsi mengirimkan notifikasi via SMS secara real time kepada telepon seluler warga.

“Ada tiga jenis notifikasi yang dikirim secara otomatis kepada nomor-nomor handphone yang sudah direkam oleh system mikrokontrol, yaitu Siaga untuk kecepatan angin di atas 30 km/jam, Waspada untuk kecepatan di atas 50 km / jam, dan Awas jika kecepatan angin di atas 60 km/jam,” jelasnya.

Pengurus Pokja ProKlim Dusun Masumpu, Kabupaten Bone ini mengaku, sengaja memilih aplikasi SMS untuk mengirim notifikasi, mengingat seluruh handphone memiliki aplikasi ini.

“Yang penting nomornya sudah dimasukkan dalam sistem, mereka akan menerima notifikasi SMS dimanapun ia berada sepanjang tersedia signal,” ujarnya.

Menurut Arham, ikhwal munculnya ide membuat teknologi early warning system, bermula dari keprihatinan Pemerintah Desa Massenrengpulu dan Pokja Proklim Masumpu terhadap bencana angin puting beliung yang sering melanda desa ini.

“Dibutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk menyelesaikan satu unit. Kami masih terus melakukan pengembangan. Saya ingin alat ini terkoneksi dengan toa masjid, sekolah dan kantor desa, sehingga pada level status Awas, secara otomatis akan mengeluarkan bunyi sirine,” terang Arham


Tim verifikator Program Kampung Iklim bersama kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan dan kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone telah memverifikasi alat tersebut sebagai alat penunjang kesiapsiagaan terhadap bencana angin kencang.

Kepala Desa Massenrengpulu Wahyudi S PdI mengaku, bangga atas inovasi yang dilakukan Pokja Proklim Dusun Masumpu.

“Pemerintah Desa Massenrengpulu akan terus mensupport pengembangan alat ini,” tegasnya dan berharap, dengan inovasi tersebut, kerugian akibat bencana puting beliung bisa diminimalkan.

Baca juga: UNM ciptakan kacamata sensor uang tuna netra

Baca juga: UNM gagas "Mandiri Digital Universe" sinergi program Kampus Merdeka

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022