Bisa dibilang pandemi memakan korban, karena akhirnya kebanyakan mundur dan berhenti main karena tidak ada turnamen

Jakarta (ANTARA) - Pengurus Provinsi PBSI Kalimantan Barat menuturkan ajang Piala Presiden 2022 menjadi arena untuk mencari pengalaman bagi pebulu tangkis binaan mereka supaya bisa merasakan atmosfer kompetisi papan atas.

Sebagai Pengprov dengan jumlah atlet binaan kurang dari 1.000 orang, PBSI Kalbar menilai pelaksanaan Piala Presiden menjadi tolok ukur kualitas atlet dan alat pantau level persaingan dari setiap daerah.

"Kalau kami tidak muluk-muluk, yang penting mau cari pengalaman dulu. Harapannya ada kejutan juga di sini. Dengan adanya Piala Presiden, atlet punya motivasi tambahan untuk berkompetisi. Mereka punya tujuan dari latihan yang sudah dilakoni," kata pelatih Pengprov PBSI Kalbar Rony Alkusari saat ditemui ANTARA di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menpora acungi jempol pelaksanaan Piala Presiden bulu tangkis perdana

Pengprov PBSI Kalbar datang ke Jakarta dengan membawa 14 atlet, dengan masing-masing terdiri atas tujuh putra dan putri. Seluruh pebulu tangkisnya akan bermain di semua nomor yang dipertandingkan, kecuali ganda campuran.

Rony menuturkan, meski tampil dengan jumlah atlet yang minim namun kontingennya hadir di GOR Nanggala dengan semangat juang yang tak kalah dengan daerah lain yang menurunkan atlet dalam jumlah besar.

"Melihat peta persaingan ya terberat masih dipegang empat Jawa seperti Jatim, Jateng, Jabar dan Jakarta. Kami tidak mau jumawa, minimal permainan kami mendekati mereka. Nanti kan ada evaluasi juga dari sisi penampilan anak-anak," Rony menuturkan.

Bagi Pengprov PBSI Kalbar, turnamen yang menawarkan hadiah lebih dari Rp1 miliar ini menjadi oasis setelah sepi turnamen akibat pandemi COVID-19.

Baca juga: GOR Nanggala siap jadi saksi Piala Presiden bulu tangkis perdana

Pandemi selama dua tahun belakangan memaksa dua angkatan atlet harus bergeser dari kelas remaja ke dewasa tanpa sempat aktif mengikuti turnamen. Hal ini membuat atlet bulu tangkis Kalbar pun terdampak dengan tak bisa mengikuti Piala Presiden.

"Di Kalbar dampaknya luar biasa. Atlet yang tadinya umurnya di bawah 16 tahun sekarang sudah masuk ke level dewasa semua. Bisa dibilang pandemi memakan korban, karena akhirnya kebanyakan mundur dan berhenti main karena tidak ada turnamen," ungkap Rony.

Dengan hadirnya Piala Presiden, atlet tepok bulu PBSI Kalbar bisa kembali aktif dan bergairah dalam berkompetisi.

"Selama ini Piala Presiden hanya ada di sepak bola, basket, sekarang sudah ada di bulu tangkis. Ini memberikan motivasi dan semangat baru bagi kami, ada tambahan target yang harus dikejar dan tidak hanya Popda atau Kejurnas," pungkasnya.

Baca juga: Piala Presiden bulu tangkis sediakan hadiah lebih dari Rp1 miliar

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022