Jakarta (ANTARA News) - Permadi, anggota FPDIP DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Timur IX periode 2004-2009, secara resmi menyatakan pengunduran dirinya sebagai anggota DPR, karena lembaga legislatif saat ini menurut penilaiannya sudah tidak sesuai lagi dengan hati nurani dan prinsip-prinsip hidupnya.

"DPR saat ini sudah semakin tidak sesuai dengan hati nurani, disiplin hidup, prinsip hidup serta keyakinan spiritual saya," ujar Permadi, dalam suratnya yang ditujukan kepada Pimpinan DPR dan ditembuskan kepada Presiden, Ketua FPDIP DPR dan MPR serta DPP PDIP di Jakarta, Jumat.

Dia kemudian menjelaskan sejumlah ketidakberesan yang ada di DPR, antara lain kondisi pimpinan DPR sangat tidak efektif, sehingga tidak mungkin bisa memberi teladan yang baik kepada anggotanya.

Menurut dia, pimpinan DPR itu seharusnya bersifat kolektif dan dipilih berdasarkan konsensus bersama dengan jumlah empat orang.

"Namun sekarang ini seorang pimpinan telah di PAW oleh fraksinya, seorang lagi mengalami sakit sehingga tidak bisa aktif secara terus menerus, yang satunya sibuk dengan perpecahan partainya, sementara ketua lebih suka menjalankan tugas ke luar negeri. Kondisi pimpinan yang demikian sangat memprihatinkan dan seluruh fraksi menikmati keadaan ini dan tidak mempunyai kepedulian terhadap hal ini," ujarnya.

Selain itu, sudah berbulan-bulan rapat paripurna DPR selalu dimulai terlambat dan jarang memenuhi kuorum dan hal itu disiasati dengan penundaan beberapa menit serta pengisian absen dengan ijin sehingga rapat dinyatakan kuorum.

Semakin siang sidang semakin kosong dan ketika dilakukan pengambilan keputusan tidak jarang anggota yang tinggal hanya sekitar 30-40 orang saja.

"Saya miris dengan kondisi seperti ini, lebih-lebih menjelang Pemilu, dapat dipastikan DPR akan semakin kosong dan tidak akan mampu menjalankan fungsinya dengan baik," ujar Permadi.

Demikian pula dengan kunjungan kerja di dalam negeri yang biasanya mendaftar 15-30 orang untuk satu tim, tetapi ada anggota-anggota yang hanya hadir sehari lalu pulang, datang tetapi tidak mengikuti acara, melainkan sibuk sendiri, atau baru datang menjelang kunker selesai.

Yang lebih buruk lagi, menurut Permadi, kunker ke luar negeri yang sudah lama dirancang karena memang merupakan kegiatan DPR yang sudah seharusnya dilaksanakan, tetapi begitu dikritik di media massa, beberapa fraksi dan anggota yang ikut merencanakan dan sedianya akan berangkat tiba-tiba membatalkan keberangkatan dan bahkan menghujat anggota lainnya, berkoar-koar di media massa seakan-akan diri atau fraksinya yang paling benar dan membela rakyat.

Hal lainnya adalah soal pembagian honor, dimana seharusnya orang yang sama sekali tidak ikut kegiatan atau hanya mengikuti sebagian tidak bisa mendapatkan honor penuh, tetapi kenyataannya yang ikut kunker hanya 1 hari atau bahkan hanya setengah hari menerima honor penuh.

"Oleh karena itu, di bulan `Suro` ini, bulan yang dianggap suci oleh penghayat Kejawen, saya mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI/MPRI," demikian Permadi. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009