Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) bisa menerbitkan obligasi guna menutupi defisit biaya pengadaan listrik tahun 2006.
"Penerbitan obligasi bisa menjadi salah satu langkah yang bisa
dilakukan," kata pengamat ekonomi Umar Juoro di Jakarta, Selasa.
Dalam sidang kabinet yang dipimpin langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah memutuskan tidak akan menaikkan tarif dasar listrik (TDL) tahun 2006.
Pemerintah akan menutupi kekurangan subsidi listrik yang mencapai Rp11,6 triliun melalui sejumlah upaya antara lain menambah alokasi subsidi APBN 2006, mengurangi pos-pos pembiayaan di 11 departemen dan efisiensi di tubuh PLN.
Seusai hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), defisit subsidi listrik mencapai Rp10,2 triliun.
Namun, berdasarkan kajian Tim Teknis TDL, defisit tersebut ditambah marjin keuntungan PLN sebesar Rp1,4 triliun, sehingga total kekurangan subsidi mencapai Rp11,6 triliun.
Sebelumnya, APBN 2006 telah mengalokasikan subsidi listrik sebesar Rp17 triliun.
Umar Juoro menyarankan agar PLN melakukan restrukturisasi dan konsolidasi terlebih dahulu sebelum menerbitkan obligasi.
"Jadi, PLN harus restrukturisasi dulu, konsolodasi dulu, sehingga asetnya jelas, fokusnya jelas, baru terbitkan obligasi," ujarnya.
Menurut dia, dengan harga listrik sekitar enam sen dolar AS per kWh, PLN mempunyai peluang cukup lebar menurunkan biaya pengadaan listrik.
Sebab, kalau PLN menggunakan gas atau batubara maka harga listrik bisa ditekan hingga 3-4 sen dolar AS per kWh. "Jadi, masih ada marjin yang cukup," katanya.
Umar melanjutkan, dengan tidak menaikkan TDL maka pemerintah harus mencari dana tambahan melalui efisiensi atau mencari dana lain.
Bagi anggaran, keputusan tidak menaikkan TDL memang berat, karena langkah efisiensi tidak bisa menutupi seluruh kekurangan subsidi yang mencapai Rp11,6 triliun.
Namun, kalau TDL dinaikkan maka akan berdampak pada dunia usaha, masyarakat, dan situasi politik.
PT PLN (Persero) sendiri setidaknya akan melakukan lima langkah
efisiensi sebagai upaya mengurangi defisit pengadaan listrik tahun 2006.
Kelima langkah itu adalah mengurangi pemakaian BBM, penurunan susut jaringan (losses), pengurangan biaya produksi, menekan tunggakan, dan menurunkan tingkat pencurian. (*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006