Sulit bertemu

Disaksikan langsung oleh orang tua menjadi pengalaman langka bagi Aulia dan Ferry, apalagi padatnya persiapan dan banyaknya kejuaraan mengharuskan mereka jauh dari orang-orang tercinta.

Waktu mereka berdua banyak dihabiskan di pemusatan latihan nasional.

Aulia bercerita, sejak Paralimpik Tokyo hanya memiliki waktu seminggu di rumah, setelah itu harus kembali bergabung bersama kompatriotnya yang lain di Pelatnas untuk mempersiapkan diri menghadapi Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Papua.

Mereka lanjut ke Swiss untuk mengikuti ajang Grandprix pada Mei tahun ini. Di Swiss, dia dan suaminya sama-sama menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih medali perak.

"Setelah dari Swiss baru bisa pulang seminggu, kemudian langsung kembali ke pemusatan latihan untuk ASEAN Para Games Solo 2022," kata Aulia sambil menyeka keringat yang belum kering setelah lomba.

Beruntung bagi Aulia dan Ferry, karena sama-sama atlet para atletik membuat mereka saling memotivasi. Tatkala Aulia terpuruk, Ferry hadir sebagai obat penenang, begitu pula sebaliknya.

"Bisa lebih enak. Kasih semangat. Saling support," timpal Ferry.

Tentu saja, sama-sama bertanding demi mengharumkan nama Indonesia sekaligus disaksikan keluarga tercinta menjadi pelecut dalam meraih prestasi terbaik yang akan menjadi cerita pengantar tidur bagi anak-anak mereka kelak.

Baca juga: Nur Ferry ikuti jejak istri raih emas ASEAN Para Games 2022

berikutnya...program hamil

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022