Akses Tanjungpinang-Singapura sejak Maret 2022 telah dibuka, termasuk Bintan-Singapura sehingga masyarakat juga harus tingkatkan kewaspadaan
Tanjungpinang (ANTARA) - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berupaya mengantisipasi virus cacat monyet masuk ke Pulau Bintan (Kabupaten Bintan dan Tanjungpinang) setelah sejumlah warga Singapura terdeteksi tertular virus itu.
Kepala KKP Tanjungpinang Agus Jamaludin di Tanjungpinang, Senin menjelaskan upaya yang dilakukan yakni meningkatkan pengawasan di pelabuhan domestik maupun internasional.
Selain itu, pihak KKP Tanjungpinang juga berupaya melibatkan partisipasi publik, terutama agen kapal, awak kapal dan penjual tiket dan petugas di pelabuhan untuk memberikan informasi secara cepat kepada petugas KKP seandainya menemukan orang-orang yang dicurigai tertular virus itu.
Ciri-ciri orang yang tertular virus itu antara lain demam dan ada ruam di kulitnya. Petugas akan melakukan tindakan awal yakni mengisolasi orang yang memiliki ciri-ciri tersebut agar tidak kontak dengan orang lain.
"Bintik-bintik merah itu lama-kelamaan membesar, dan berisi air yang mengandung virus. Kemudian air itu menjadi nana," katanya.
Ia menjelaskan akses Tanjungpinang-Singapura sejak Maret 2022 telah dibuka, termasuk Bintan-Singapura sehingga masyarakat juga harus tingkatkan kewaspadaan.
Baca juga: Petugas pelabuhan periksa awak kapal Singapura waspadai cacar monyet
Baca juga: Petugas kesehatan bandara awasi ketat penumpang dari Singapura
Di pelabuhan, kata dia, petugas tetap mengukur suhu penumpang dari atau yang akan berangkat ke Singapura. Penumpang dengan suhu tinggi atau di atas 38 derajat celcius dilarang untuk berangkat.
"Upaya antisipasi juga kami lakukan melalui peningkatan pemahaman terhadap virus itu, termasuk tips agar tidak tertular virus itu," katanya.
Ia menjelaskan virus cacar monyet yang dalam beberapa pekan terakhir menjadi perhatian dunia sampai sekarang belum masuk ke Indonesia, termasuk Kepri. Namun upaya antisipasi wajib dilakukan tanpa perasaan panik.
Upaya antisipasi yang dapat dilakukan yakni menerapkan pola hidup sehat, dan rajin-rajin membersihkan tangan dengan sabun. Pelularan virus cacar monyet melalui kontak kulit, berbeda dengan penularan COVID-19 melalui udara.
Pakaian yang sudah digunakan dari luar rumah sebaiknya tidak digunakan di dalam rumah. Selain itu, tidak menggunakan baju atau celana milik orang lain karena potensial dapat tertular virus itu seandainya pakaian tersebut telah digunakan oleh orang yang tertular virus cacar monyet.
"Kalau kita kontak dengan orang yang tertular virus cacar monyet baru nampak tanda-tandanya setelah 13 hari. Kalau kita lihat orang yang tertular virus ini, tampak jelas virus ini ganas, tetapi terlalu mematikan," demikian Agus Jamaludin.
Baca juga: Kemlu keluarkan imbauan kepada WNI terkait cacar monyet di Singapura
Baca juga: IDI ingatkan peningkatan kewaspadaan setelah cacar monyet masuk ASEAN
Baca juga: Pemkot Batam antisipasi penularan cacar monyet
Baca juga: WHO sebut wabah cacar monyet dapat dihentikan dengan respon serius
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022