Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) mengharapkan kepada badan dunia yang mengurusi perdagangan produk tuna untuk memberikan tambahan kuota ekspor tuna terhadap Indonesia.Dirjen Perikanan Tangkap DKP, Husni Manggabarani di Jakarta, Selasa menyatakan, saat ini produksi tuna Indonesia per tahun mencapai 300 ribu hingga 700 ribu ton atau melebihi kuota pasar tuna dunia yang hanya 25 ribu ton."Oleh karena itu baik melalui badan kerjasama regional maupun langsung ke badan dunia kita bisa mendapatkan tambahan kuota ekspor," katanya.Dia menyatakan, untuk jenis tuna sirip biru yang dibatasi dalam hal penangkapannya, jika melebihi kuota ekspor yang ditentukan lembaga internasional tersebut maka ekspor tuna bisa tidak diterima oleh negara importir seperti Uni Eropa dan Jepang.Menurut dia, harga tuna di pasaran dunia memang sangat menggiurkan misalnya untuk tuna yang telah diolah menjadi sushimi bisa mencapai 100 dolar AS per kg sedangkan untuk tuna gelondongan 1-2 dolar AS per kg.Sementara itu jika dijual ke pasar dalam negeri harganya sangat rendah yakni kurang dari 1 dolar AS/kg atau sekitar Rp6.000-Rp7.000/kg.Pada kesempatan itu Husni juga menyatakan keyakinannya, potensi perikanan Indonesia yang saat ini hanya berkisar 6,4 juta ton pada masa mendatang bisa ditingkatkan menjadi 12 juta hingga 20 juta ton.Dikatakannya, peningkatan potensi perikanan di perairan Indonesia tersebut bisa direalisasikan dengan teknologi pemacu stok yang saat ini tengah dikembangkan oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) DKP di perairan umum seperti danau, sungai dan rawa.Bahkan, tambahnya, pada 2007 sebuah badan dunia bersedia untuk memberikan bantuan dana kepada Indonesia guna mengembangkan teknik pemacu stok untuk meningkatkan potensi perikanan laut tersebut."Namun demikian sembilan wilayah penangkapan ikan di Indonesia saat ini tetap harus dijaga kelestariaan dengan pengendalian tangkap sehingga tidak merusak potensi ikan yang ada," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006