Wellington (ANTARA) - Perbatasan Selandia Baru pada Senin kembali dibuka secara penuh bagi pengunjung dari seluruh dunia untuk pertama kali sejak ditutup karena pandemi COVID-19 pada Maret 2020.

Perbatasan itu mulai dibuka untuk warga Selandia Baru pada 1 Februari dan aturan pembatasan di perbatasan telah diperingan secara bertahap.

Proses pembukaan kembali perbatasan selesai pada Minggu malam (31/7). Para pengunjung yang membutuhkan visa dan mereka yang menggunakan visa pelajar sekarang juga diizinkan untuk kembali ke Selandia Baru.

Negara itu juga memperbolehkan kapal pesiar dan kapal layar wisata asing berlabuh di pelabuhannya.

Sebagian besar pengunjung yang tiba di Selandia Baru harus sudah disuntik vaksin COVID-19 dan harus menjalani dua tes COVID-19 setelah tiba, tetapi tidak ada persyartan karantina.

Perdana Menteri Jacinda Ardern dalam pidatonya di China Business Summit di Auckland pada Senin mengatakan bahwa pembukaan tahap terakhir perbatasan negara itu menjadi momen yang sangat besar.

"(Pembukaan perbatasan) ini merupakan proses bertahap dan hati-hati di pihak kami sejak Februari karena kami, bersama seluruh dunia terus mengelola dampak pandemi global yang sangat nyata, sambil menjaga warga kami agar tetap aman,” ujar Ardern.

Para pelajar internasional merupakan kontributor signifikan bagi perekonomian Selandia Baru. Institusi-institusi pendidikan berharap pembukaan kembali perbatasan akan memberikan dorongan lagi bagi sekolah dan universitas di seluruh negeri.

Menteri Pariwisata Stuart Nash mengatakan kembalinya kapal-kapal pesiar juga akan menjadi dorongan bagi industri lokal.

"Kebanyakan kunjungan kapal pesiar di Selandia Baru dilakukan selama bulan-bulan hangat pada Oktober hingga April, dan musim panas adalah musim utama bagi pariwisata kami secara keseluruhan. (Kebijakan) ini akan mendorong penuh industri tersebut," kata Nash.

Sumber: Reuters

Baca juga: Selandia Baru luncurkan visa khusus baru bagi investor asing
Baca juga: Kewalahan hadapi COVID-19, Selandia Baru beri masker dan tes gratis

Penerjemah: Yuni Arisandy
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022