Dolar merosot ke level 132,07 yen untuk pertama kalinya sejak 16 Juni, dan terakhir 0,45 persen lebih rendah pada 132,605
Tokyo (ANTARA) - Dolar merosot ke level terendah baru enam minggu terhadap yen di sesi Asia pada Senin sore, karena pasar terus bertaruh bahwa Federal Reserve tidak terlalu memperketat hubungannya dengan ekonomi AS yang berisiko mengalami resesi.
Dolar merosot ke level 132,07 yen untuk pertama kalinya sejak 16 Juni, dan terakhir 0,45 persen lebih rendah pada 132,605.
Pasangan mata uang ini sangat sensitif terhadap perubahan imbal hasil pemerintah AS jangka panjang, dengan imbal hasil acuan 10-tahun melayang di sekitar 2,67 persen setelah meluncur ke level terendah sejak awal April di 2,618 persen pada akhir pekan lalu.
Indeks dolar - yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, termasuk yen - turun tipis 0,18 persen menjadi 105,80, tergelincir kembali ke level terendah Jumat (29/7/2022) di 105,53, level yang tidak terlihat sejak 5 Juli.
"Ekspektasi suku bunga AS tampaknya telah mencapai puncaknya (untuk saat ini) pada Juni," tulis ahli strategi Jefferies dalam sebuah catatan penelitian.
"Pada semua tindakan kami, dolar tampak dinilai terlalu tinggi."
Data pada akhir pekan lalu melemparkan greenback ke dua arah, dengan awalnya naik setelah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) menunjukkan inflasi tercepat sejak 2005, hanya jatuh setelah laporan akhir University of Michigan - diawasi ketat oleh pembuat kebijakan Fed - menunjukkan ekspektasi inflasi konsumen tergelincir.
Fokus ekonomi besar untuk minggu ini adalah laporan pekerjaan bulanan AS pada Jumat (5/7/2022).
Pedagang saat ini memperkirakan sekitar 31 persen kemungkinan bahwa Fed akan mempertahankan laju kenaikan suku bunga 75 basis poin saat ini pada pertemuan berikutnya pada 21 September, dengan peluang 69 persen untuk kenaikan setengah poin yang lebih kecil.
"Pasar terlihat bertaruh bahwa Fed telah melakukan bagian terbesar dari tugasnya pada inflasi dan akan menerima data aktivitas yang melambat," Taylor Nugent, seorang ekonom pasar di NAB di Sydney, menulis dalam catatan klien, dikutip dari Reuters.
Euro sedikit berubah pada 1,02235 dolar, melanjutkan konsolidasinya di dekat pertengahan kisarannya selama satu setengah minggu terakhir.
Sterling datar di 1,2183 dolar, setelah mencapai tertinggi sejak 28 Juni di 1,2245 dolar pada Jumat (29/7/2022). Pasar meletakkan peluang 67 persen untuk kenaikan suku bunga setengah poin oleh bank senteral Inggris (BoE) pada Kamis (4/8/2022), dibandingkan dengan probabilitas 33 persen untuk kenaikan seperempat poin.
Bank sentral Australia (RBA) akan menetapkan kebijakan pada Selasa (2/8/2022), dan diperkirakan akan memberikan kenaikan setengah poin lagi, dengan para pedagang hanya melihat peluang 16 persen untuk pengetatan seperempat poin yang lebih kecil.
Dolar Aussie tergelincir 0,1 persen menjadi 0,6984 dolar AS pada Senin sore, mundur setelah menyentuh level tertinggi enam minggu di 0,7032 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Data dari mitra dagang utama China menunjukkan aktivitas pabrik berkembang pada kecepatan yang lebih lambat pada Juli.
"Jika pasar terus mendengar apa yang diinginkannya dari The Fed, Aussie dapat dengan mudah menghabiskan lebih banyak waktu di atas 0,70 dolar AS," kata Nugent dari NAB.
"Tapi 0,65-0,70 dolar AS masih terlihat mengandung sebagian besar aksi harga dalam beberapa bulan mendatang."
Baca juga: Yuan terpangkas lagi 30 basis poin, menjadi 6,7467/dolar AS
Baca juga: Rupiah diprediksi menguat seiring redanya ekspektasi The Fed agresif
Baca juga: Dolar dekat terendah 3 minggu di tengah spekulasi Fed kurang agresif
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022