Jadi, kalau mau liat komodo silakan ke Pulau RincaLabuan Bajo (ANTARA) - Anggota Asosiasi Pelaku Wisata dan Individu Pelaku Wisata Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT melakukan aksi bersih sampah dalam Kota Labuan Bajo sebagai bentuk aksi menyikapi kenaikan tiket masuk ke dua pulau dalam kawasan Taman Nasional Komodo.
"Ini bentuk kepedulian pelaku pariwisata terhadap lingkungan. Kita mau tunjukkan konservasi itu seperti ini, bukan berdasarkan uang," kata Juru Bicara Asosiasi Angkutan Wisata Darat (Awstar) Labuan Bajo John Daniel saat melakukan aksi bersih sampah, Senin.
Kegiatan bersih sampah dalam Kota Labuan Bajo merupakan bagian dari protes pelaku pariwisata menyikapi kebijakan pemerintah yang menaikkan tiket ke Pulau Komodo, Pulau Padar, dan perairan di sekitarnya sebesar Rp3,75 juta per orang per tahun yang berlaku per 1 Agustus 2022.
Mereka berjalan keliling Kota Labuan Bajo dengan rute Puncak Waringin-Kampung Ujung-Waterfront City Labuan Bajo. Mereka juga membersihkan sampah hingga ke Bandara Komodo Labuan Bajo.
Sembari membersihkan sampah, koordinator aksi memberikan orasi terkait penolakan mereka.
Baca juga: Menjaga harmonisasi pariwisata dan konservasi Pulau Komodo
Baca juga: Menparekraf siap berdialog dengan pelaku pariwisata terkait tarif TNK
John Daniel mengatakan kebijakan kenaikan tiket itu sangat berdampak bagi industri pariwisata karena kegiatan pariwisata terkoneksi dari hulu hingga hilir.
Mereka berharap pemerintah bisa membuka mata dengan kondisi yang terjadi dan segera mengatasi masalah itu.
Dalam kegiatan pembersihan sampah, pelaku pariwisata juga menyinggahi beberapa restoran dan hotel yang masih melakukan operasi.
Pengelola Restoran Taman Laut Handayani Labuan Bajo Suroso menyebut tidak ikut dalam aksi penghentian layanan wisata. Pihak restoran belum mendapatkan informasi tertulis terkait situasi itu. Selain itu, ada biaya operasional dan kebutuhan pekerja yang harus dipikirkan jika harus menutup aktivitas jasa wisata hingga satu bulan.
Adapun penghentian semua jenis pelayanan jasa pariwisata di Labuan Bajo terhitung mulai 1 Agustus hingga 31 Agustus 2022.
Baca juga: Pemda NTT tetap berlakukan tiket baru masuk ke Komodo Rp3,75 juta
John Daniel mengatakan kebijakan kenaikan tiket itu sangat berdampak bagi industri pariwisata karena kegiatan pariwisata terkoneksi dari hulu hingga hilir.
Mereka berharap pemerintah bisa membuka mata dengan kondisi yang terjadi dan segera mengatasi masalah itu.
Dalam kegiatan pembersihan sampah, pelaku pariwisata juga menyinggahi beberapa restoran dan hotel yang masih melakukan operasi.
Pengelola Restoran Taman Laut Handayani Labuan Bajo Suroso menyebut tidak ikut dalam aksi penghentian layanan wisata. Pihak restoran belum mendapatkan informasi tertulis terkait situasi itu. Selain itu, ada biaya operasional dan kebutuhan pekerja yang harus dipikirkan jika harus menutup aktivitas jasa wisata hingga satu bulan.
Adapun penghentian semua jenis pelayanan jasa pariwisata di Labuan Bajo terhitung mulai 1 Agustus hingga 31 Agustus 2022.
Baca juga: Pemda NTT tetap berlakukan tiket baru masuk ke Komodo Rp3,75 juta
Baca juga: Tarif TN Komodo Rp3,7 juta/orang libatkan turis lestarikan lingkungan
Aksi itu merupakan bentuk protes penolakan pelaku pariwisata di Manggarai Barat terkait kebijakan kenaikan harga tarif masuk taman Nasional Komodo oleh Pemerintah Provinsi NTT.
Sebelumnya, di sela-sela kunjungan kerjanya di Pulau Rinca, NTT, Kamis (28/7), Presiden mengatakan salah satu pertimbangan kenaikan harga tiket masuk itu ialah adanya rencana konservasi di Pulau Komodo.
"Jadi, kami ingin konservasi, tapi kami juga ingin ekonomi lewat turisme, lewat wisatawan. Ini harus seimbang," kata Jokowi seperti disaksikan dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi menjelaskan di Labuan Bajo, NTT, hewan komodo tidak hanya hidup di satu pulau, melainkan juga di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar. Pulau yang diputuskan menjadi tempat konservasi adalah Pulau Komodo dan Pulau Padar, sementara Pulau Rinca ditujukan untuk wisatawan.
"Yang untuk wisatawan diberikan di Pulau Rinca. Sehingga, ini kami benahi untuk wisatawan dan juga untuk komodonya. Komodo di Pulau Rinca dan di Pulau Komodo itu komodonya juga sama, wajahnya juga sama. Jadi, kalau mau liat komodo silakan ke Pulau Rinca, di sini ada komodo," kata Jokowi.
Presiden mengatakan masyarakat tetap dapat melihat hewan komodo di Pulau Rinca dengan tarif lebih murah; sedangkan bagi yang ingin melihat komodo di Pulau Komodo, tetap dipersilakan namun dengan tarif berbeda.
Baca juga: Digitalisasi dorong ekosistem wisata NTT lebih maju & berkelanjutan
Aksi itu merupakan bentuk protes penolakan pelaku pariwisata di Manggarai Barat terkait kebijakan kenaikan harga tarif masuk taman Nasional Komodo oleh Pemerintah Provinsi NTT.
Sebelumnya, di sela-sela kunjungan kerjanya di Pulau Rinca, NTT, Kamis (28/7), Presiden mengatakan salah satu pertimbangan kenaikan harga tiket masuk itu ialah adanya rencana konservasi di Pulau Komodo.
"Jadi, kami ingin konservasi, tapi kami juga ingin ekonomi lewat turisme, lewat wisatawan. Ini harus seimbang," kata Jokowi seperti disaksikan dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi menjelaskan di Labuan Bajo, NTT, hewan komodo tidak hanya hidup di satu pulau, melainkan juga di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar. Pulau yang diputuskan menjadi tempat konservasi adalah Pulau Komodo dan Pulau Padar, sementara Pulau Rinca ditujukan untuk wisatawan.
"Yang untuk wisatawan diberikan di Pulau Rinca. Sehingga, ini kami benahi untuk wisatawan dan juga untuk komodonya. Komodo di Pulau Rinca dan di Pulau Komodo itu komodonya juga sama, wajahnya juga sama. Jadi, kalau mau liat komodo silakan ke Pulau Rinca, di sini ada komodo," kata Jokowi.
Presiden mengatakan masyarakat tetap dapat melihat hewan komodo di Pulau Rinca dengan tarif lebih murah; sedangkan bagi yang ingin melihat komodo di Pulau Komodo, tetap dipersilakan namun dengan tarif berbeda.
Baca juga: Digitalisasi dorong ekosistem wisata NTT lebih maju & berkelanjutan
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022