Beruntung Adriano kecil diselamatkan dan dibawa ke panti asuhan hingga diadopsi oleh Mirtes Moraes saat berusia tiga tahun. Di rumah barunya, Adriano diasuh dan dibesarkan seperti darah dagingnya sendiri.
“Ibu berarti segalanya bagi saya. Ia adalah idola, saya melakukan segalanya baginya, dan saya akan terus melakukan yang terbaik bagi beliau. Karena ini adalah cinta," kata Adriano Moraes dikutip dari keterangan resmi ONE Championship, Minggu.
Baca juga: Reinier de Ridder pertahankan gelar juara dunia ONE Championship
Menginjak dewasa, Adriano menekuni beberapa cabang olahraga mulai capoeira, judo, dan renang. Tidak hanya itu petarung berjuluk “Mikinho” itu banyak menghabiskan masa remajanya di jalanan hingga terlibat dalam pergaulan gangster dan perkelahian jalanan.
Namun, semua pengalaman itu membawanya pada tempat yang memberinya arah dalam hidup. Ironisnya, hal itu diawali saat ia kalah dalam perkelahian jalanan. Peristiwa itu membuatnya memutuskan untuk berlatih Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ).
Puncaknya, Adriani menjuarai NAGA No-Gi Pro Division pada 2014 – sebuah turnamen bergengsi di Amerika Latin. Berselang satu tahun, ia menerima sabuk hitam yang menandai tingkatan tertinggi dalam olahraga ini dan selanjutnya mencoba arena MMA.
Baca juga: Mikey Musumeci bicara soal Bahasa Indonesia dan ONE Championship
Petarung asal Brazil itu menjalani debut profesionalnya dalam MMA pada 2011. Selama tiga tahun berikutnya, ia memenangi 12 dari 13 laga serta merebut gelar juara dan meraih puncak karier dengan mengalahkan Geje Eustaquio untuk merebut gelar Juara Dunia ONE Flyweight perdana pada 2014.
Setelah berhasil mempertahankan gelar pada Maret 2015, “Mikinho” kehilangan sabuk dari Kairat Akhmetov yang merupakan petarung asal Kazakhstan yang kala itu tak terkalahkan. Saat itu, Adriano sempat terpuruk dan merasa mimpinya berakhir.
Setelah pindah dari Brazil ke Florida, Adriano sukses bangkit yang ditandai oleh kemenangan atas Eugene Toquero. Ia lanjut menang submission atas Tilek Batyrov via rear-naked choke dan merebut gelar Juara Dunia Interim ONE Flyweight.
Sejak saat itu, Moraes selalu berhasil mempertahankan gelarnya dan menjadi salah satu juara paling dominan di ONE Championship.
Baca juga: Moraes dan Johnson siap bikin kejutan untuk penggemar ONE di Amerika
Pada 2021, Moraes mencetak sejarah dengan menjadi orang pertama yang menang KO atas Demetrious Johnson, salah satu petarung MMA terbaik sepanjang masa.
Setelah itu, Moraes juga sukses mempertahankan sabuknya dari Yuya Wakamatsu di gelaran akbar ONE X pada bulan Maret.
Kini, Moraes akan menghadapi tantangan kedua dari Demetrious Johnson dalam laga puncak ONE Fight Night 1: Moraes vs. Johnson II yang akan disiarkan pada waktu prime time Amerika Utara dan Kanada dari Singapore Indoor Stadium, 27 Agustus.
Baca juga: Adrian Mattheis sambut baik ONE Champhionship dapat "prime time" AS
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2022