Jakarta (ANTARA) - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mencatat kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp547 miliar atau tumbuh 302 persen pada akhir Juli 2022 dibandingkan 30 Juni 2022.

Kinerja positif yang diraih oleh Bank Neo Commerce merupakan hasil dari semakin lengkapnya berbagai layanan dan fitur yang BNC hadirkan di aplikasi Neobank.

“Setahun terakhir, kami secara konsisten terus menambah berbagai layanan dan fitur keuangan digital yang benar-benar bermanfaat dan digunakan nasabah BNC.
Berbagai layanan ini juga yang berkontribusi pada peningkatan kinerja kami yang cukup signifikan di semester I tahun 2022 ini," kata Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

Pendapatan tersebut didorong oleh penyaluran total kredit BNC yang mencapai Rp7,0 triliun sampai Semester I 2022 atau naik sebesar 84,2 persen dibandingkan dengan posisi 30 Juni 2021 yang sebesar Rp3,8 triliun.

Penyaluran kredit ini antara lain dilakukan secara digital atau online yang mana terbukti banyak diminati oleh masyarakat sehingga transaksi kredit melalui produk ini di kuartal II tahun 2022 meningkat cukup signifikan.

Adapun pendapatan berbasis komisi atau fee based income BNC juga meningkat secara signifikan menjadi Rp176,1 miliar di Juni 2022 atau naik sebesar 973,8 persen dibandingkan posisi Juni 2021.

Pada semester I 2022 BNC masih mencatatkan rugi Rp611,4 miliar, tetapi kerugian BNC ini secara konsisten mengalami tren penurunan setiap bulannya, dimana kerugian yang tadinya mencapai Rp159,9 miliar pada Januari tahun 2022 terus mengalami penurunan, hingga akhirnya pada bulan Juni 2022, BNC dapat membukukan laba sebesar Rp5,6 miliar.

Adapun biaya promosi BNC di semester I 2022 mencapai Rp251,3 miliar atau naik 139,8 persen apabila dibandingkan biaya promosi di Juni 2021 yang sebesar Rp104,8 miliar.

Pasal ya BNC baru meluncurkan produk mobile banking (dengan nama neobank) di akhir Maret 2021, dan pengguna BNC posisi akhir Juni 2022 sudah mencapai 18,5 juta atau 9 kali lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pengguna per Juni 2021 yang sebanyak 2 juta pengguna, sehingga untuk biaya-biaya yang berkenaan dengan operasional di semester I 2021 tidak sebesar biaya di semester I 2022.

Perkembangan baik lainnya adalah penurunan secara bertahap atas Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dimana pada Desember 2021 BOPO BNC berada di posisi 224,01 persen, lali turun menjadi 192,34 persen di Maret 2022, dan menjadi 156,75 persen pada Juni 2022.

Tak hanya itu, rasio Net Interest Margin (NIM) pada Juni 2022 berhasil naik menjadi 10,16 persen dari 7,72 persen di Maret 2022 dan 5,15 persen pada posisi Desember 2021.

Selain itu, BNC juga mencatatkan berbagai pencapaian positif, seperti dj sisi Aset juga naik cukup signifikan, yaitu sebesar 104,6 persen dari Rp6,99 triliun di Juni 2021 menjadi Rp14,3 triliun di Juni 2022, atau peningkatan sebesar Rp3 triliun atau 26,6 persen bila dibandingkan Aset di Desember 2021 sebesar Rp11,3 triliun.

"Sedangkan dari sisi likuiditas, perolehan DPK di Juni 2022, meningkat 37,03 persen dibandingkan perolehan Desember 2021 dari Rp8,1 triliun menjadi Rp11,1 triliun. Hal ini membuktikan bahwa BNC semakin dipercaya oleh publik," imbuh Tjandra.

Baca juga: Peneliti perkirakan inflasi capai 5 persen sampai akhir 2022

Baca juga: Standard Chartered: RI akan alami pemulihan lebih cepat tahun ini

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022