Padang (ANTARA) - Tim sepakbola PSP Padang terancam bubar dan tak dapat mengikuti kompetisi Liga 3 zona Sumatera Barat yang akan digelar pada September atau November 2022 karena minimnya persiapan.
Sekretaris Umum PSP Padang Harris Dt Batuah di Padang, Minggu membenarkan hal tersebut bahkan sampai saat ini belum ada kejelasan akan persiapan tim menghadapi kompetisi.
"Untuk kompetisi belum persiapan dan sumber dana yang akan digunakan untuk menjalani kompetisi belum jelas. PSP terancam bubar karena belum ada persiapan," kata dia.
Baca juga: Legislator dorong Pemprov Sumbar akuisisi PSP Padang
Dana menjadi masalah karena tahun ini PSP Padang tidak boleh lagi menggunakan dana bantuan hibah dari APBD Kota Padang.
Hal tersebut sudah dibicarakan oleh pengurus dan Ketua Umum PSP Padang yang juga Wali Kota Padang Hendri Septa, namun hasil pembicaraan belum bisa direalisasikan karena kesibukan ketua umum.
"Ketum saat ini fokus untuk mempersiapkan Rakernas Apeksi yang akan digelar di Kota Padang,"kata dia.
Selain itu, PSP Padang juga memiliki beban hutang mencapai Rp700 jutaan, dana tersebut ditalangi sejumlah pihak saat PSP Padang mengikuti kompetisi musim lalu.
"Sebagian besar itu uang manajer PSP Padang musim lalu, Irwan Afriadi, dan juga Amril Amin serta tunggakan dana konsumsi pemain PSP Padang serta tunggakan gaji PSP U-17 dan PSP U-15. Jika tim ini akan diakuisisi tentu beban hutang ini harus diselesaikan dahulu," kata dia.
Baca juga: Semen Padang sudah komunikasikan rencana uji coba dengan Persipura
Sementara manajer PSP Padang Irwan Afriadi menambahkan bahwa kompetisi Liga 3 Sumbar akan dimulai namun sampai saat ini belum ada instruksi dari Ketua Umum PSP Padang.
"Kita sudah mencoba berkomunikasi baik melalui telpon maupun pesan untuk meminta waktu rapat terkait persoalan ini namun hingga hari ini belum ada tanggapan," kata dia.
Ia dan sejumlah pengurus PSP Padang tentu menunggu perintah akan dibawa kemana tim berjuluk "Pandeka Minang" itu karena dalam melakukan persiapan dan mengikuti kompetisi butuh dana yang cukup besar.
Dalam memenuhi hal tersebut tentu pengurus membutuhkan proposal yang harus ditandatangani oleh Ketua Umum PSP Padang untuk mencari sponsor tim dalam mendukung operasional tim.
Irwan bercerita menjadi manajer PSP Padang saat ini bukan perkara mudah karena harus mencari uang untuk kebutuhan tim sementara manajer di tahun-tahun sebelumnya anggaran PSP ini rutin setiap tahun dari APBD Kota Padang.
Baca juga: Persikabo 1973 daratkan Bruno Dybal dan Tomoki Wada
"Kalau dulu manajer ini hanya menggunakan dana yang sudah dari Pemkot Padang bahkan Pemprov Sumbar juga pernah membantu. Berbeda dengan saat sekarang ini karena saya saja sudah keluarkan Rp400 juta untuk PSP Padang mengikuti kompetisi dan bantuan dana hibah dari APBD tidak boleh diberikan dua tahun berturut-turut," kata dia menambahkan.
Dirinya berharap Ketua Umum PSP Padang segera mengambil sikap dalam hal ini agar tim bisa segera mempersiapkan apa yang perlu dipersiapkan. Apalagi sejumlah pemain PSP Padang di musim lalu sudah banyak yang diambil untuk memperkuat tim lain dan ini tentu persoalan besar.
"Kita berharap Wali Kota Padang bisa duduk bersama untuk membicarakan persoalan ini apalagi kompetisi Liga 3 semakin dekat," katanya.
Direktur Teknis PSP Padang Joni Effendi meminta agar jangan banyak spekulasi yang bermunculan terkait persiapan PSP Padang di musim ini.
Menurut dia yang berhak mengeluarkan komentar terkait keikutsertaan PSP Padang di kompetisi Liga 3 2022 adalah Ketua Umum PSP Padang Hendri Septa.
"Kita tunggu komentar ketua umum dan mau dibawa kemana tim ini. Apa ketua umum sanggup untuk membawa PSP Padang berkompetisi atau tidak. Jika tidak sanggup tentu letakkan jabatan Ketua Umum PSP Padang itu karena ini adalah amanah yang harus dijalankan, dan tidak ada kata sibuk untuk amanah itu," kata dia.
Baca juga: Suhandi berharap Dewa United bisa lanjutkan tren positif
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2022