Medan (ANTARA) - Organisasi pemuda negarawan lintas agama menuju Indonesia Emas 2045 dideklarasikan di Taman Cadika, Medan, Jumat (29/7), yang dihadiri ribuan masyarakat Kota Medan, Sumatera Utara.
Dalam acara silaturahmi kebangsaan pemuda lintas agama itu juga disaksikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas secara virtual, Wali Kota Medan Bobby Nasution, dan para pimpinan organisasi kepemudaan lintas agama.
Di antaranya Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Sunanto, Ketua Umum GEMA MA Ahmad Nawawi, Ketua Umum GPII Masri Ikoni, Ketua Umum GAMKI Willem Wandik, Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, dan Ketua Umum GEMABUDHI Bambang Patijaya.
Rangkaian deklarasi tersebut diawali dengan upacara nasional menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila dan Sumpah Pemuda.
Hingga puncak pembacaan "Deklarasi Pemuda Negarawan Lintas Agama Menuju Indonesia Emas 2045" yang dibacakan bergantian para ketua umum organisasi pemuda lintas agama sebanyak lima poin.
Memiliki pandangan nasionalis dan berketuhanan Yang Maha Esa serta menjadi garda depan dalam mengawal kepentingan bangsa dan negara berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Memiliki kapasitas dan integritas untuk mengajarkan serta mengamalkan nilai-nilai dan moral pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mengedepankan nilai etik politik kebangsaan dan kenegarawanan yang merupakan ciri khas demokrasi Indonesia yang bermartabat.
Memperkuat gerakan nilai-nilai moderasi beragama serta membangun masyarakat yang berpegang teguh pada prinsip toleransi, solidaritas dan gotong royong.
Menyuarakan isu-isu strategis nasional dan internasional serta berperan aktif dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara menuju Indonesia Emas 2045.
"Sungguh luar biasa ini. Apalagi yang hadir tokoh-tokoh muda yang saya yakin di tangan para anak muda ini, Indonesia ke depan akan jauh lebih baik," kata Menag Yaqut.
Gus Yaqut yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mengatakan, pertemuan deklarasi pemuda ini menjadi garda terdepan bagi setiap ancaman atas eksistensi negara dan bangsa Indonesia.
"Jadi jangan hanya dideklarasikan saja, tetapi harus ditunjukkan bahwa apa yang dideklarasikan benar-benar diwujudkan dengan perilaku sehari-hari berbangsa dan bernegara," tegasnya
"Pemuda sebagai garda terdepan bangsa ini, harus sama-sama mengakui bahwa tidak ada hidup bersama yang tidak plural. Jadi setiap hidup bersama itu pasti plural," ungkap Yaqut.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022