Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin meminta masyarakat mewaspadai penyakit mata terkait diabetes dan pertambahan usia sehingga dapat terdeteksi dini dan ditangani secara tepat.
"Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2020, diabetes melitus menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantung dan gagal ginjal di Indonesia. Prevalensi diabetes melitus dalam persentase menurut jenis kelamin pada tahun 2013-2018 menunjukkan angka perempuan lebih rentan terkena penyakit ini," ujar Lenny dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Lebih jauh Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jakarta sekaligus Head of Retina Service JEC Eye Hospital and Clinics, DR. dr. Elvioza, SpM(K) mengatakan salah satu penyebab kebutaan berasal dari penyakit mata karena diabetes dan pertambahan usia.
"Diabetes merupakan epidemi berkembang di seluruh dunia yang mempengaruhi populasi usia kerja. Pasien dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami beberapa komorbid dan kondisi kronis. Sementara itu, kehilangan penglihatan merupakan komplikasi yang paling ditakuti dari diabetes," ujar dr. Elvioza.
Baca juga: Kenali gejala dan penanganan Diabetes Melitus Tipe 1 pada anak
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronik degeneratif yang morbiditas dan mortalitas-nya tinggi di dunia.
Sementara itu, Retinopati Diabetika (RD) pada tahap awal bersifat asimptomatik dan sering kali baru menunjukkan gejala ketika sudah pada level advanced dan pada tahap tersebut sudah terlambat untuk memberikan terapi yang efektif.
Diabetik Macular Edema (DME) merupakan suatu penyakit berupa penebalan atau edema yang berisi cairan dan konstituen plasma di lapisan outer plexiform retina.
Terkait dengan penambahan usia, terdapat penyakit Age-Related Macular Degeneration (AMD) atau degenerasi makula adalah penyakit mata progresif yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan dengan cepat dan menjadi salah satu penyebab kebutaan terbesar secara global.
Deteksi awal merupakan kunci dari manajemen pencegahan dan penanganan Retinopati Diabetika dan Diabetik Macular Edema. Keduanya membutuhkan deteksi sedini mungkin dan kontrol glikemik yang optimal untuk memperlambat perkembangan penyakit.
Pada tahap awal, RD pada umumnya tidak memiliki gejala dan pada tahap lanjutan RD pada DME akan terjadi pengaburan hingga kehilangan penglihatan.
"Pasien RD dan DME memiliki profil komorbiditas yang kompleks dan membutuhkan manajemen jangka panjang. Sementara itu, AMD yang menyerang pasien diabetes di atas 60 tahun bersifat degeneratif dan dapat mengakibatkan kebutaan permanen. Terapi yang tepat dan penanganan sedini mungkin dapat mencegah kehilangan penglihatan permanen," kata dia.
Baca juga: Enam kabupaten di Jabar jadi percontohan layanan primer diabetes
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022