Miami (ANTARA) - Katak bullfrog Amerika (Lithobates catesbeianus) dan ular-pohon cokelat (Boiga irregularis) merugikan dunia senilai 16 miliar dolar AS (Rp237,68 triliun) selama periode 1986-2020, demikian menurut hasil riset yang diumumkan pada Kamis.
Kedua spesies hewan yang invasif itu menimbulkan beragam masalah, mulai dari kerusakan panen hingga pemadaman listrik.
Bullfrog Amerika, yang berwarna cokelat-hijau dan bobotnya bisa mencapai 0,9 kg, berdampak paling besar di Eropa, menurut riset yang dimuat di Scientific Reports itu.
Populasi ular-pohon cokelat meningkat tak terkendali di pulau-pulau Pasifik, termasuk Guam dan Kepulauan Mariana, di mana spesies itu dibawa oleh tentara AS selama Perang Dunia Kedua, kata kepala peneliti Ismael Soto.
Ular tersebut kerap begitu melimpah dan merayapi peralatan listrik sehingga menyebabkan pemadaman.
Oleh sebab itu, diperlukan anggaran untuk mengendalikan penyebaran spesies-spesies tersebut untuk mencegah biaya mitigasi setelah terjadi serbuan, kata Soto.
"Saat ini, perdagangan hewan piaraan menjadi jalur utama spesies-spesies ini, khususnya sekarang ketika orang-orang ingin memiliki ular paling eksotis," kata dia.
Soto mengatakan pihaknya mengusulkan pembaruan berkelanjutan atas daftar spesies yang dilarang diperdagangkan.
Angka kerugian dalam riset tersebut tidak diperoleh dari pengamatan empiris, tetapi dengan menggabungkan berbagai biaya terkait spesies-spesies invasif itu yang dimuat dalam literatur atau riset dengan keandalan tinggi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Katak dan kadal menghilang dengan cepat di AS
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022