duta genre diharapkan hadir sebagai agen-agen perubahan
Kudus (ANTARA) - Duta Generasi Berencana (Genre) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diharapkan menjadi contoh yang positif dalam pergaulan serta sebagai remaja yang memiliki rencana dalam hidupnya dan menjadi perpanjangan tangan pemerintah mencegah perilaku menyimpang generasi muda.

"Dunia remaja sekarang ini memiliki isu tersendiri. Gaya hidup yang aktif dan penuh dinamika, jika tidak diantisipasi dengan baik akan menyeret perilaku remaja kepada hal-hal negatif," kata Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kudus Kabupaten Kudus Mawar Hartopo saat menghadiri Grand Final Pemilihan Duta Genre di Ruang Pertemuan Hotel @HOM Kudus, Kamis.

Ia mencontohkan permasalahan remaja yang timbul pada umumnya berkaitan dengan pergaulan bebas serta penyalahgunaan narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang).

"Sedangkan duta genre diharapkan hadir sebagai agen-agen perubahan serta menjadi contoh dan inspirasi bagi remaja sebaya dalam melaksanakan kegiatan yang positif untuk merencanakan kehidupan berkeluarga nantinya," katanya.

Mereka diharapkan juga ikut menyosialisasikan mengenai kesehatan reproduksi, pendewasaan usia pernikahan, dan bahaya penyalahgunaan narkoba.

Menurut dia program pemilihan duta genre ini bermanfaat bagi remaja dalam merencanakan jenjang hidupnya dengan baik, sekaligus menjadi wadah pengembangan karakter. Untuk itu, seluruh finalis duta genre diajak bersama-sama mewujudkan generasi muda Kabupaten Kudus yang berkualitas yang memiliki masa depan gemilang.

Baca juga: Remaja perlu punya ketahanan hindari perilaku buruk lewat kespro
Baca juga: BKKBN kukuhkan Ketua Tim PKK Jateng jadi Bunda Genre dan Duta Stunting

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kudus Agung Karyanto melaporkan bahwa pemilihan duta genre ini untuk memilih remaja yang menjadi role model atau agen perubahan, sesuai dengan tema Take Real Action.

Dia berpesan agar para finalis tidak sekadar menyandang gelar namun juga berkomitmen melakukan aksi nyata. Minimal menjadi role model atau agen perubahan yang dapat merencanakan kehidupan di masa yang akan datang.

"Nantinya, harus ada aksi nyata yang dikerjakan dan punya komitmen," pesannya.

Salam satu finalis sepuluh besar, Muhammad Abrori (21) mengungkapkan persiapan yang dilakukan untuk menghadapi kompetisi, mulai dari materi substansi yang ada di genre hingga gagasan Genre to School and Collaboration sebagai inovasi sosialisasi genre.

Sepuluh finalis tersebut merupakan peserta terpilih dari 170 pendaftar, mulai dari seleksi administrasi, tes tertulis, hingga tes wawancara untuk diambil 10 orang finalis. Dalam grand final pada finalis diadu lagi untuk diambil lima besar dan tiga besar lewat adu pemaparan program dan tanya jawab.

Baca juga: BKKBN kukuhkan istri wali kota dan bupati se-Jatim sebagai Bunda Genre

Baca juga: Bupati Mamuju dinilai berkontribusi pada perkembangan forum genre

Baca juga: Jambore dan Festival Genre wujudkan generasi produktif digelar Sultra

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022