Hal itu diungkapkan Menlu Retno usai mendampingi pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo bersama Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Kantor Kepresidenan Yongsan, Seoul, Kamis sore waktu setempat.
"Pada bulan Januari sampai Mei tahun ini, Indonesia sudah memperoleh surplus lebih dari 500 juta dolar," kata Menlu Retno memberikan keterangan pers yang disaksikan secara virtual dari Jakarta, Kamis.
Menlu Retno mengatakan capaian kinerja perdagangan ini mengalami peningkatan yang signifikan, mengingat neraca perdagangan Indonesia defisit dalam tiga tahun terakhir.
Di sisi lain, total nilai perdagangan Indonesia terhadap Korea Selatan tercatat meningkat, yakni mencapai lebih dari 18 miliar dolar AS pada 2021, serta 13 miliar dolar AS pada 2020.
Oleh karena itu, Indonesia berupaya mendorong nilai perdagangan kedua negara dengan menghilangkan hambatan tarif dan non tarif untuk ekspor produk pertanian.
Di bidang investasi, Korea Selatan saat ini menduduki posisi ke-6 negara dengan investasi terbesar di Indonesia.
"Korea Selatan saat ini menduduki posisi ke-6. Komitmen penambahan untuk investasi baru sangat jelas," kata Menlu Retno.
Adapun Presiden Joko Widodo beserta delegasi baru saja menyelesaikan kunjungan kerja ke Seoul, Korea Selatan dengan melakukan pertemuan bersama para CEO, pertemuan terpisah dengan Hyundai dan LG, serta pertemuan bilateral dengan Presiden Yoon Suk-yeol yang menjadi inti dari kunjungan kerja Presiden di Seoul.
Pertemuan Jokowi dengan Presiden Yoon Suk-yeol merupakan kedua kalinya dilakukan.
"Komitmen kedua Presiden sangatlah jelas, untuk memperkuat kerja sama, terutama bidang ekonomi. Pada saat bertemu dengan para CEO, minat untuk melakukan perluasan dan investasi baru di Indonesia cukup besar," ujar Menlu Retno.
Baca juga: Presiden Yoon titip Presiden Jokowi agar perhatikan pengusaha Korsel
Baca juga: Indonesia-Korea Selatan teken kerja sama investasi hijau berkelanjutan
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022