Bangued, Filipina (ANTARA) - Presiden Filipina Ferdinand Marcos berjanji untuk membangun kembali rumah-rumah yang rusak akibat gempa bumi di Pulau Luzon, ketika penduduk yang ketakutan berkemah di taman-taman dan trotoar setelah ratusan gempa susulan mengguncang daerah itu.

Gempa bermagnitudo 7,1 melanda pulau Filipina utara pada Rabu pagi (27/7) dan menewaskan sedikitnya lima orang serta melukai lebih dari 130 orang.

"Untuk yang terkena dampak dan korban, mari kita pastikan bahwa kita siap untuk mendukung mereka dan memberikan semua yang mereka butuhkan," kata Marcos kepada para pejabat, Kamis, setelah diberi pengarahan selama perjalanan untuk memeriksa kerusakan.

Gempa itu juga merusak sejumlah rumah dan bangunan lain, termasuk gereja berusia berabad-abad di kota wisata Vigan.

Jalan-jalan di Vigan, yang dikenal dengan arsitektur kolonial Spanyol kuno, telah dibersihkan dari puing-puing, tetapi toko-toko, hotel, dan bisnis masih tutup.

Elma Sia (52 tahun) yang bekerja di restoran mengingat ketakutannya terjebak dalam gempa yang begitu kuat.

"Semuanya bergerak, piring-piring pecah, lampu-lampu bergoyang. Kami ketakutan," kata dia kepada Reuters.

"Saya bisa mendengar teriakan orang-orang dari restoran McDonald's terdekat, jadi orang-orang bergegas keluar ke alun-alun dan mulai menangis karena ketakutan," ujar Sia.

Gempa, yang melanda dekat basis politik keluarga Marcos, juga meninggalkan jejak kehancuran di Kota Bangued di Provinsi Abra, yang hanya berjarak 11 kilometer dari pusat gempa.

Para warga berkemah bersama keluarga mereka di tempat penampungan karena mereka terlalu takut untuk tinggal di rumah. Seismolog telah mencatat hampir 800 gempa susulan sejak gempa utama muncul.

"Kami sangat takut. Kami tidak mempermasalahkan barang-barang kami, kami hanya bergegas keluar. Nyawa lebih penting," kata Erlinda Bisares kepada CNN Filipina.

Filipina merupakan negara yang rawan bencana alam dan terletak di "Cincin Api" Pasifik yang aktif secara seismik, yaitu sekelompok gunung berapi dan garis patahan yang melingkari tepi Samudra Pasifik.

Gempa bumi sering terjadi dan rata-rata ada 20 topan per tahun, beberapa memicu tanah longsor yang menjatuhkan korban jiwa.

Menteri Pekerjaan Umum Manuel Bonoan mengatakan kepada radio DZBB bahwa pihaknya telah mulai membersihkan puing-puing dari jalan-jalan utama di Abra dan distrik-distrik lain yang terkena dampak longsoran batu selama gempa.

Tetapi, upaya untuk menilai kerusakan pada pekerjaan irigasi terhambat karena beberapa jalan belum dibersihkan dari batu, kata Administrasi Irigasi Nasional.

Provinsi Luzon Utara adalah salah satu produsen beras dan sayuran terbesar di Filipina.

Ricardo Jalad, administrator Kantor Pertahanan Sipil, mengatakan kepada stasiun radio DZRH beberapa bagian Abra masih belum dialiri listrik atau air dan mengalami gangguan komunikasi.

Kementerian Keuangan Filipina mengatakan pihak berwenang siap untuk mengeluarkan dana bantuan bencana.


Sumber: Reuters

Baca juga: Gempa M 7,1 guncang Filipina, rumah sakit dikosongkan

Baca juga: BMKG sebut gempa di Luzon Filipina berdampak merusak


 

Gempa magnitudo 7,1 di Filipina runtuhkan banyak bangunan

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022