Direktur Utama DMS Propertindo Mohamad Prapanca mengungkapkan, optimisme tersebut dilatarbelakangi pulihnya ekonomi Indonesia yang mulai terjadi bertahap sejak kuartal ketiga 2021, sebagai dampak dari program vaksinasi yang intensif.
"Kami juga melihat bahwa situasi pandemi relatif mampu terkendali dengan baik oleh pemerintah, ditandai dengan rendahnya jumlah kasus COVID-19. Jadi kami punya prospek usaha yang cerah," ujar Mohamad dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Sejumlah proyek yang disiapkan di antaranya proyek di Kalimantan Timur (Kaltim), yakni Accola Garden Samarinda dan Project Dormitory di Kawasan Industrial Estate di Bengalon. Proyek berikutnya yakni pengembangan Padjadjaran City di Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Di Kaltim, proyek Accola Garden Samarinda memiliki luas sekitar 49,2 hektare (ha) dan akan dikembangkan rumah tapak dan area komersial sebanyak 1.957 unit.
Dengan diresmikannya Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kaltim, perseroan optimis hal itu akan menjadi peluang bagi proyek properti.
Perusahaan juga mengembangkan proyek strategis pembangunan hunian pekerja di atas tanah seluas 5 ha, yang terintegrasi dengan area industri.
Proyek yang dilakukan lewat anak usaha PT Accola Hotel Indonesia itu akan menampung hingga 1.500 pekerja. Hanya saja, Project Dormitory tersebut belum sepenuhnya terlaksana karena kawasan industrial estate masih proses land-clearing.
Direktur DMS Propertindo Antonius Bima Triyastono menyampaikan, perseroan juga masih mengembangkan Padjadjaran City seluas sekitar 9,8 ha dengan total area mencapai sekitar 63 ha.
"Kawasan ini akan dikembangkan menjadi kawasan rumah tapak dan area komersial berkonsep kota yang ramah lingkungan," ujar Bima.
Pada Maret 2021, perseroan juga meneken Nota Kesepahaman Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Patrialand Utama Development atas proyek properti hunian di Sawangan, seluas 10 ha dan saat ini masih proses pengurusan perizinan.
Direktur Keuangan DMS Propertindo Marwadi Syahrizal Masyhur mengatakan, per kuartal I-2022, nilai aset tanah untuk pengembangan mencapai Rp743,47 miliar, bagian dari total aset perusahaan sebesar Rp1,55 triliun.
"Aset tanah tersebut termasuk Accola Garden Rp618,16 miliar, Accola Residence Rp62 miliar, dan Padjadjaran City Rp64 miliar," ujar Marwadi.
Kewajiban perusahaan tercatat Rp300,2 miliar dan ekuitas Rp1,26 triliun sehingga rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) hanya 0,24 kali.
Pada kuartal I 2022, pendapatan emiten berkode saham KOTA itu meningkat 20 persen menjadi Rp4,1 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp1,35 miliar, di mana semuanya dari bisnis hotel.
Laba bruto perseroan mencapai Rp2,50 miliar, melesat 118 persen dari Rp866,61 juta. Namun tekanan dampak pandemi membuat perusahaan masih mencatat rugi bersih R 4,66 miliar, berhasil dipangkas 21 persen dari sebelumnya rugi Rp5,87 miliar.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022