“Indonesia memiliki 4.500 perguruan tinggi, akan tetapi yang masuk pemeringkatan dunia hanya 20 kampus. Dari 20 kampus tersebut, yang masuk 500 besar hanya lima kampus,” ujar Lukman dalam diskusi di Jakarta, Kamis.
Setelah diselidiki, lanjut dia, ternyata biaya pendidikan di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara lainnya, yang mana hanya Rp28 juta per tahunnya. Sementara negara lain berada jauh di atas angka tersebut. Oleh karena itu, dana abadi perguruan tinggi itu membantu kampus agar lebih fleksibel dalam meningkatkan mutu pembelajarannya.
Baca juga: Kemendikbudristek minta pemda kawal implementasi PIP dan KIP Kuliah
Untuk tahap awal, yang menjadi pelopor dalam program dana abadi perguruan tinggi tersebut yakni kampus dengan status PTN Berbadan Hukum atau PTN BH.
“Hal ini dikarenakan PTN BH lebih fleksibel dalam mengelola keuangan. PTN BH diberikan kebebasan otonomi dalam pengelolaan anggaran, rekrutmen SDM, dan lainnya,” terang dia.
Lukman berharap dana abadi perguruan tinggi tersebut dapat menjadi pemicu dan pemacu perguruan tinggi Indonesia menjadi kampus berkelas dunia.
Untuk penggunaan dana tersebut dapat digunakan kolaborasi internasional seperti pertukaran mahasiswa dan kegiatan yang menunjang perguruan tinggi menjadi kelas dunia.***3***
Baca juga: Kemendikbudristek pamerkan produk inovasi Mahakarya Vokasi di Surabaya
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022