Jakarta (ANTARA) - Kelompok Riset Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknologi pengelolaan sumber daya air yang efektif dan adaptif untuk memajukan sektor pertanian guna mendukung swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Teknologi pengelolaan sumber daya air untuk pertanian tidak terlepas dari mencari, mengidentifikasi sumber air itu, apakah air tanah, air hujan, air permukaan dan bagaimana mengeksploitasinya," kata Koordinator Kelompok Riset Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian BRIN Hendri Sosiawan dalam Webinar Riset dan Inovasi Teknologi Pengelolaan Air pada Berbagai Agro Ekosistem untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Pertanian yang diikuti virtual di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan pengembangan teknologi pengelolaan sumber daya air untuk pertanian memperhatikan mulai dari tahap eksplorasi, eksploitasi, distribusi, teknik penyiraman, hingga analisa dan desain.
"Kita memikirkan aspek distribusinya dari sumber air sampai ke lahan seperti apa, apakah menggunakan saluran terbuka atau tertutup atau saluran distribusi lainnya," ujarnya.
Guna mendukung pengelolaan sumber daya air untuk pertanian di suatu kawasan, maka langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi sumber daya air yang tersedia, seperti air tanah, air hujan, dan air permukaan.
Baca juga: BRIN: Teknologi irigasi hemat air tingkatkan produktivitas pertanian
Pada tahap tersebut, dilakukan survei dan pemetaan seperti menggunakan citra satelit, pesawat tanpa awak dan peninjauan ke lapangan untuk mengidentifikasi sumber daya air di suatu wilayah.
Setelah itu, katanya, dipikirkan cara mengeksploitasi atau memanfaatkan sumber daya air tersebut sehingga dapat mendukung irigasi pertanian dengan baik.
Ia menjelaskan eksploitasi merupakan upaya pengambilan dan pemanfaatan air untuk keperluan irigasi. Teknologi eksploitasi sumber daya air ditentukan dengan mempertimbangkan jenis dan karakteristik sumber air.
Selanjutnya, dilakukan desain eksploitasi sumber daya air. Desain eksploitasi sumber daya air permukaan dapat berupa bendung, pintu sadap, dan bak penampungan, sedangkan untuk air tanah, desain eksploitasi air dapat berupa bak penampungan dan rumah pompa.
Ia mengemukakan aspek distribusi menjadi hal penting sebagai upaya mendistribusikan air dari sumber menuju target layanan irigasi sehingga air dari sumbernya dapat sampai ke lahan pertanian. Sistem distribusi air dapat berupa saluran terbuka dan saluran tertutup.
Baca juga: BRIN intensifkan pengembangan teknologi rendah karbon
Para peneliti melakukan analisa dan desain untuk mengembangkan teknologi guna menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya air untuk pertanian di suatu kawasan.
Kelompok Riset Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian BRIN berupaya mendekatkan sumber air ke target lokasi dengan menggunakan teknologi yang adaptif sehingga mudah diduplikasi dan diaplikasikan oleh petani untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Ketika memberikan inovasi teknologi sedapat mungkin adaptif artinya bisa dilakukan petani dengan teknologi sederhana," ujar Hendri.
Pemanfaatan inovasi teknologi berguna untuk menunjang irigasi air yang lebih efektif dan efisien sebagai salah satu dukungan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan produksi pertanian.
Dengan irigasi efektif, katanya, petani dapat memperluas lahan tanam dan melakukan beberapa kali masa tanam dalam setahun dibanding sebelumnya hanya sekali setahun. Dengan demikian, diharapkan dapat mendukung lahan pertanian semakin produktif dan meningkatkan produksi pertanian.
Baca juga: BRIN terus kembangkan riset energi baru terbarukan
Baca juga: BRIN kembangkan ZeroCov untuk hancurkan asam nukleat COVID-19
Baca juga: BRIN: Pembangunan desa berbasis digital dorong kemandirian desa
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022